
balitribune.co.id | Denpasar - Pekan NAIDOC diselenggarakan setiap Juli adalah untuk mempromosikan pemahaman lebih luas terhadap budaya asli penduduk Aborigin dan Pulau Selat Torres serta merayakan keberlangsungan dan kontribusi budaya asli terhadap Australia yang modern. Konsulat-Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin mengatakan, Pekan NAIDOC merupakan sebuah kesempatan bagi seluruh penduduk Australia untuk merayakan sejarah, budaya serta prestasi penduduk asli Aborigin dan Pulau Selat Torres yang tahun ini berlangsung 3-10 Juli.
“Kedutaan Besar Australia di Indonesia dan Konsulat-Jenderal Australia di Bali merayakan Pekan NAIDOC tahun ini dengan mengundang penduduk asli Australia terkemuka, David Williams. David berbagi perspektif uniknya tentang bagaimana peran budaya mempengaruhi karya kreatifnya di industri komunikasi strategis,” tambah Konsul-Jenderal Griffin.
Di Bali, Konsulat-Jenderal Australia bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar diskusi kreatif bersama David Williams, pada 8 Juli. Kegiatan yang dihadiri sekitar 150 mahasiswa dan pengajar ISI Denpasar ini dibuka Konsul-Jenderal Anthea Griffin bersama Rektor ISI Denpasar, Prof Wayan 'Kun' Adnyana dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Prof. I Komang Sudirga.
Selama di Bali, David Williams juga melakukan diskusi kreatif bersama pakar seni, Tony Raka dan pertunjukan didgeridoo yang dikolaborasikan dengan tari Bali bersama Sanggar Bumi Bajra di Desa Potato Head, Seminyak pada 9 Juli 2022.