Pemerintah Apresiasi Daerah yang Berpindah Zona Jadi Lebih Baik | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 19 November 2020 04:55
Viktor Riwu - Bali Tribune
Bali Tribune/ Prof Wiku Adisasmito
Balitribune.co.id | Denpasar - Perkembangan penanganan Covid-19 berdasarkan peta zonasi risiko pekan ini, terlihat sesuai harapan karena terjadi perubahan signifikan pada zona oranye atau risiko sedang. Penurunan jumlah daerah zona oranye cukup banyak, dari 370 kabupaten/kota pekan lalu, menjadi 345 kabupaten/kota pada pekan ini.
 
"Ini adalah langkah yang kita harapkan, karena sejak awal pandemi, kabupaten/kota dengan zona oranye paling banyak diantara zona risiko lainnya," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, kemarin.
 
Namun yang menjadi catatan, zona merah atau zona risiko tinggi, dari 27 kabupaten/kota menjadi 28 kabupaten/kota. Juga pada zona kuning atau risiko rendah, terjadi peningkatan dari 97 menjadi 121 kabupaten/kota. Lalu pada zona hijau tidak ada kasus baru meningkat dari 9 kabupaten/kota menjadi 10 kabupaten/kota. Dan pada zona hijau tidak terdampak menurun dari 11 menjadi 10 kabupaten/kota.
 
Apresiasi diberikan pada 53 kabupaten/kota yang berpindah dari zona oranye ke zona kuning. Wiku menambahkan, hal ini berarti mengalami perubahan yang baik setelah berminggu-minggu tidak ada perubahan pada zona oranye, akhirnya mengalami perubahan yang baik dari risiko sedang menjadi risiko rendah.
 
"Kepada provinsi-provinsi lainnya yang masih bertahan di zona oranye atau zona merah, mohon dapat menekan angka kasus positif dan angka kematian, serta terus meningkatkan angka kesembuhan agar dapat segera berpindah ke zona kuning dan zona hijau," ujarnya.
 
Meskipun begitu, pekan ini, yang menjadi sorotan pada 17 kabupaten/kota, yang sebelumnya berada di zona oranye berpindah ke zona merah. Hal ini menandakan perkembangan ke arah yang kurang baik pada daerah-daerah tersebut. Ke-17 kabupaten/kota tersebut didominasi Pulau Jawa, diantaranya Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.
 
Di samping itu, hasil evaluasi dari Satgas Penanganan Covid-19 terhadap masa libur panjang baru-baru ini khusus dua provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami peningkatan positivity rate atau penambahan kasus terkonfirmasi positif.
 
Data 21-27 Oktober 2020, sebelum libur panjang, di Jawa Tengah sebesar 13,53% dan Jawa Barat sebesar 15,4%. Setelah libur panjang pada 4-10 November 2020, terjadi peningkatan di Jawa Tengah menjadi 17,4% dan Jawa Barat menjadi 16,31%. "Ini menandakan terjadi peningkatan penularan yang sangat signifikan pada dua provinsi tersebut," katanya.
 
Untuk itu, Wiku meminta daerah-daerah yang mengalami perubahan yang kurang baik, seharusnya menjadikan hal ini pengingat dan meningkatkan upaya penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Kedepankan kerjasama kolaborasi antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, agar upaya penanganan dapat terjadi dengan lebih maksimal.