Diposting : 24 April 2020 21:47
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Kota Denpasar kembali melakukan refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19 di Kota Denpasar. Anggaran yang dikeluarkan penanganan fase kedua ini mencapai Rp 25 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk pencegahan dan penanganan dampak sosial ekonomi yang terjadi karena imbas Covid-19.
Jubir Satgas Penanggulangan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat dihubungi, Jumat (24/4) mengungkapkan, refocusing sudah dilakukan untuk penanganan fase kedua. Dimana anggaran fase pertama sudah dikeluarkan menggunakan dana Bantuan Tak Terduga (BTT) sebesar Rp 3,6 miliar.
Untuk saat ini tahap kedua pihaknya melakukan refocusing terhadap biaya yang memang tidak begitu perlu digunakan di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) termasuk anggaran pembangunan yang sudah dianggarkan pada APBD 2020. Refocusing itu dilakukan setelah anggaran sebelumnya sudah tidak mencukupi digunakan untuk penanganan Covid-19.
Dikatakan, dari refocusing itu sebesar Rp 25 miliar dipakai pada fase kedua untuk fokus penanggulangan Covid-19 termasuk pembelian alat kesehatan dan penanganan lain yang berfokus pada Covid-19. Selain itu juga digunakan untuk menangani dampak dari Covid-19 yakni permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Dampaknya kan luas ini, kami Fokus kan untuk penanganan sosial dan ekonomi dulu salah satunya bantuan sembako, bantuan langsung tunai (BLT) kepada mereka yang terdampak PHK, dirumahkan, dan warga miskin hingga lansia. Dan sudah bergerak dari minggu lalu. Sedangkan untuk penanggulangannya kami sudah melakukan pembelian alat kesehatan seperti APD, bahkan termasuk penyemprotan disinfektan," jelasnya.
Dewa Rai mengatakan anggaran refocusing ini bukan hanya akan dipakai pada fase kedua, namun juga sudah disiapkan anggaran Rp 100 miliar untuk penanganan fase ketiga jika ini terus berlanjut. "Kami sudah ada juga dana untuk fase ketiga sebesar Rp 100 miliar. Fokus kita melakukan penanganan semua kita sudah potong termasuk belanja pegawai, belanja tidak terduga, hingga pemotongan anggaran snack kita potong yang ada hanya untuk biaya listrik dan cleaning service saja," ungkapnya.