BALI TRIBUNE - Pencarian terhadap Mahbub (18), korban jatuh dari kapal yang terjadi di Selat Bali Rabu (28/7) dini hari, hingga Kamis petang kemarin masih belum membuahkan hasil. Tim SAR masih belum menemukan keberadaan pelajar asal Pasuruan, Jawa Timur tersebut.
Selain dilakukan oleh Tim SAR Gabungan dari intansi terkait di Kabupaten Jembrana, Pos SAR Jembrana diback up personel dan armada dari Pos SAR Buleleng untuk memaksimalkan pencarian terhadap anggota rombongan wisata religi (ziarah) tujuan Denpasar yang terjatuh dari KMP Mutiara Alas III, yang akan hendak bersandar sekitar 100 meter dari dermaga Pelabuhana Penyeberangan Gilimanuk itu.
Kordinator Pos SAR Jembrana, Ida Bagus Surya Wirawan didampingi Kordinator Pos SAR Buleleng ditemui di sela-sela operasi pencarian di Teluk Gilimanuk, siang kemarin menyatakan pihaknya pada hari kedua tetap melanjutkan pencarian terhadap keberadaan korban tercebur dari kapal tersebut.
Menurutnya, radius pencarian kini diperluas dari hari sebelumnya yakni hingga dua mil ke arah utara pelabuhan dan satu mil ke arah selatan pelabuhan. Selain melaksanakan pencarian di laut, pihaknya juga kembali melaksanakan penyisiran sepanjang radius dua kilometer di pesisir pantai.
Menurutnya, kendati cuaca sangat mendukung dilakukannnya pencarian, namun kondisi arus air laut yang deras di perairan Selat Bali arahnya selalu berubah-ubah baik saat pasang maupun surut, serta arus di permukaan berbeda dengan di kedalaman sehingga ada kemungkinan juga korban terbawa arus.
Pada kejadian tenggelam umumnya korban akan muncul ke permukaan di hari ketiga. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Pos SAR Banyuwangi untuk berkoordinasi dengan leading sector di wilayah Banyuwangi terkait pencarian korban. Dari pencarian yang dilakukan di hari kedua, korban masih belum diketemukan.
Sementara itu Kepala Syahbandar Gilimanuk, I Made Astika usai melakukan pencarian mempergunakan Kapal KPLP Gilimanuk menyatakan bahwa atas kejadian pengguna jasa penyeberangan yang hilang setelah terjatuh dari kapal di perairan Selat Bali saat penyeberangan dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang pada Rabu sekitar pukul 01.15 Wita, membuktikan selain penumpang yang lalai, kesadaran akan keselamatan saat pelayaran masih dikesampingkan. Terbukti penumpang kapal tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) saat berada di atas kapal seperti life jacket yang semestinya wajib digunakan. Seandainya saat itu korban menggunakan life jacket maka akan bisa dengan cepat diselamatkan.
Sementara itu, Ketua Rombongan Wisata Religi (Ziarah) dari Pasuruan, Jawa Timur, Samian asal Dusum Panggaran RT 02/RW 04 dikonfirmasi melalui ponselnya enggan berkomentar banyak. Ia menyebut bahwa rombongan yang dipimpinnya itu merupakan rombongan warga dari Desa Semare Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur yang jumlahnya 62 orang dan korban sendiri merupakan salah satu pelajar yang ikut wisata religi setelah hari raya Idul Fitri itu. Ia berharap pencarian terhadap salah satu anggota rombongannya itu bisa secepatnya membuahkan hasil dan korban bisa diketemukan.