balitribune.co.id | Denpasar - Seorang terdakwa kasus Narkotika, Suhadi (40), hanya pasrah dan merenung ketika menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
Dalam berkas dakwaan Jaksa I Komang Swastini yang dibacakan ke hadapan majelis hakim diketuai I Made Pasek, terdakwa Suhadi diancam dengan hukuman pidana mati karena diduga kuat sebagai penyalur berbagai jenis Narkotika golongan I untuk seseorang bernama Ronaldo (terdakwa dalam penuntutan terpisah).
Itu sesuai dengan dakwaan alternatif ke satu yakni Pasal 114 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
"Terdakwa tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I beratnya melebihi 5 gram berupa, ganja dengan berat 23.247 gram Netto, Hasis dengan berat 488 gram Netto, Shabu seberat 45 gram Netto dan Extacy seberat 9,42 gram Neto," kata Jaksa dari Kejari Denpasar ini.
Sedangkan untuk dakwaan alternatif kedua dan ketiga, terdakwa Suhadi yang belum memiliki pekerjaan tetap ini dijerat dengan Pasal 112 ayat (2), dan Pasal 111 (2), UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Sepanjang persidangan yang digelar secara daring ini, terdakwa tampak pasrah dengan menerima dakwaan JPU. Sidang pun dilanjutkan ke pembuktian dengan menghadirkan saksi polisi yang menangkap terdakwa. Terdakwa Suhadi yang didampingi penasihat hukum dari PBH Peradi Denpasar juga tidak membantah keterangan dari saksi polisi dalam persidangan.
Terungkap dalam dakwaan JPU, pria kelahiran Lampung Utara, 21 Juli 1980 ini, ditangkap oleh petugas kepolisian pada 4 Maret 2021. Penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat bahwa di Pulau Singkep, Pendungan, Denpasar Selatan, sering terjadi peredaran Narkotika yang dilakukan oleh seorang pria yang biasa dipanggil Suhadi.
Petugas kepolisian yang menerima laporan itu kemudian melakukan pemantauan dan penyelidikan di sekitar lokasi. Saat itu, petugas melihat seorang pria sesuai dengan ciri-ciri yang didapat sedang melintas dengan mengendarai sepeda motor.
Ketika ditangkap dan digeledah, petugas tidak menemukan barang bukti. Namun dari hasil interogasi, terdakwa mengakui menyimpan narkotika di rumahnya di Jalan Pulau Belitung, Gg. Babakan Sari VI C Desa Pedungan, Denpasar Selatan.
Benar saja, ketika dilakukan penggeledahan di rumah tersebut, polisi menemukan beragam jenis Narkotika yang dikemas dalam plastik klip siap untuk diedarkan. Berupa ganja sebanyak 23.247 gram Netto, Hasis seberat 488 gram Netto, Shabu seberat 45 gram Netto dan Extacy seberat 9,42 gram Netto. Selain menyita barang bukti terkait, petugas juga menyita uang sebesar Rp 227 juta yang diduga hasil dari penjualan Narkotika.
Terkait barang terlarang yang disimpan terdakwa itu, diakuinya diterima dari seseorang bernama John Andre (DPO). Rencananya, paket Narkotika itu akan diserahkan kepada seseorang bernama Ronaldo (dilakukan penuntutan secara terpisah).
"Jhon Andre (DPO) menjanjikan kepada terdakwa upah untuk ganja perpaketnya Rp1 juta sedangkan untuk paket narkotika lainnya belum diberitahu berapa upahnya," kata Jaksa Swastini dalam dakwaannya.