Pers Ujung Tombak Penggerak Informasi Empat Pilar Kebangsaan | Bali Tribune
Diposting : 29 August 2021 23:28
ARW - Bali Tribune
Bali Tribune/Webinar Nasional bertajuk Peran Pers Menggelorakan Empat Pilar Kebangsaan di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (27/8), di Gedung PWI Bali.
balitribune.co.id | Denpasar  - Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bali menggelar Webinar Nasional dengan tajuk "Peran Pers Menggelorakan Empat Pilar Kebangsaan di Masa Pandemi Covid-19", Jumat (27/8), di Gedung PWI, Komplek Niti Praja Lumintang, Denpasar.
 
Hadir selaku keynote speech, Wakil Ketua MPR RI Dr. Ahmad Basarah, M.H, dan  tiga narasumber lain, I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E., M.M. (Anggota Komisi XI DPR RI), Dr. Nyoman Subanda (Pengamat Politik Undiknas Denpasar), I GMB Dwikora Putra (Ketua PWI Bali) dipandu moderator Budiharjo (Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Bali).
 
 Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah, M.H., secara virtual mengapresiasi sosialisasi empat pilar ini lantas menjelaskan tentang sejarah Pancasila serta Undang-Undang Dasar. Menurutnya, memahami Pancasila tidak hanya sekedar sila-silanya saja, tapi juga sejarahnya yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa.
 
"Pers merupakan ujung tombak penggerak informasi sehingga dalam penyampaian empat pilar kebangsaan harus mampu dibangun secara struktural untuk membangun sikap dan mental masyarakat," ucapnya.
 
MPR sebagai rumah kebangsaan harus menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, dan beragam aspirasi rakyat. Di dalam rumah kebangsaan, segala perbedaan pendapat didengarkan dan dihormati, sehingga, pada akhirnya disatukan melalui musyawarah mufakat.  
 
 MPR juga mengemban tugas memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. Sebagai konsensus nasional yang telah menyatukan beragam entitas budaya, suku, agama, dan golongan, Pancasila adalah kunci eksistensi bangsa Indonesia yang tetap bersatu meskipun menghadapi berbagai tantangan kebangsaan dan dinamika zaman.
 
 Ia juga menyebut 1.636 lebih tenaga kesehatan telah jadi korban Covid-19. Kemudian, data tim Gugus Covid-19 mencatat, jumlah anak yang positif hingga 13 Juli 2021 sebanyak 328 ribu anak berusia 0-18 tahun. Selain itu, data Press Emblem Campaign (PEC) mencatat sampai Mei 2021, Covid-19 telah merenggut nyawa 1.208 wartawan.
 
 Basarah menganalogikan virus Sars-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 sebagai tentara siluman yang tidak kasat mata dan tidak pernah memandang siapa musuhnya dan semua bisa jadi korban keganasannya.  Karenanya, dia mengajak media dan insan pers turut membantu upaya pemerintah memerangi Covid-19.
 
 Data pertanggal 23 Agustus 2021 diketahui kasus terkonfirmasi di seluruh dunia sudah mencapai 202 juta orang. Peringkat Indonesia di mata dunia awalnya urutan 13. Namun ketika varian Delta melanda, korban berjatuhan dan peringkat Indonesia naik pesat mendekati peringkat satu. Kasus kematian meningkat hingga 1.000 kasus per hari di bulan Juni hingga Juli 2021.
 
 Menurutnya, peran pers dalam menggelorakan empat pilar kebangsaan di masa pandemi Covid19 ini sangat penting. “Pers harus menjadi garda terdepan dalam mengembalikan bangsa ini ke semangat awal yakni persatuan dan kesatuan dan gotong-royong dalam memerangi pandemi Covid19. Perlu harus mendukung kebijakan Jokowi, yang setiap hari berperang melawan pandemi Covid19,” ujarnya.
 
 Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE, MM, mengatakan sosialisasi empat pilar kebangsaan merupakan sesuatu yang sangat essential dalam rangka memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda merupakan elemen penting di dalam menumbuh suburkan semangat tersebut.
 
"Acara ini bertujuan agar masyarakat terkhusus generasi muda lebih memahami nilai-nilai jati diri bangsa yang terangkum dalam Empat Pilar MPR RI," jelas politisi senior yang akrab disapa ARW.
 
 Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWI Bal, I GMB Dwikora Putra menyambut baik sosialisasi empat pilar MPR-RI dan bisa diterapkan di masyarakat. Terlebih, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, perkembangan informasi berbasis digital semakin dibutuhkan.