Perusahaan Fesyen Bagikan Kisah Keberanian dan Perjuangan Perempuan | Bali Tribune
Diposting : 8 September 2020 18:03
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / KISAH KEBERANIAN - Empat figur wanita inspiratif di Tanah Air yang membagikan kisah keberanian dan perjuangannya

balitribune.co.id | DenpasarSetiap perempuan adalah unik, berbeda dan memiliki kisah serta perjuangan mereka masing-masing. Namun, tidak semua perempuan memiliki keberanian untuk berbicara dalam perjuangannya mengarungi berbagai proses jatuh dan bangun dalam kehidupan. 

Dalam mengungkap keberanian dan perjuangan wanita inspiratif, perusahaan fesyen asal Jepang berkolaborasi dengan Narasi mempersembahkan sebuah campaign 'Di Mata Perempuan' dengan menggandeng empat figur wanita inspiratif di Tanah Air yaitu Najwa Shihab, Cinta Laura, Mira Lesmana, dan Adinia Wirasti. 

Campaign tersebut dalam sebuah rangkaian video monolog yang menceritakan kisah keberanian dan perjuangan mereka hingga menjadi sosok yang dikenal saat ini. Melihat hal tersebut, perusahaan fesyen (UNIQLO Indonesia) berharap melalui 'Di Mata Perempuan' kisah perjuangan dari Najwa Shihab, Cinta Laura, Mira Lesmana, dan Adinia Wirasti dapat menginspirasi para perempuan Indonesia berbagi cerita untuk saling menguatkan.

Dalam campaign yang berlangsung beberapa waktu lalu ini, UNIQLO sekaligus memperkenalkan koleksi Fall/Winter 2020 Heattech Fleece Turtleneck sebagai salah satu produk yang essential bagi para perempuan dan mampu merepresentasikan karakter penggunanya dengan sentuhan gaya berpakaian yang versatile, bold, dan confident.

Najwa Shihab berkata, kaum perempuan tak selayaknya memendam ragu, harus leluasa mencari dan menunjukkan identitas diri. "Pada #womaninprogress kita bertemu dengan perempuan yang tak sanksi untuk berekspresi. Ia tahu betul jati dirinya ketika percaya diri, pesonanya enggan mati. Spa yang dilakoni digeluti sepenuh hati, apa daya kita ikut jatuh hati. Akan sepi dunia hiburan tanpanya unjuk berkesenian," katanya dalam Narasi. 

Cinta Laura pun bercerita ketika usia 12 tahun memasuki dunia hiburan di Tanah Air, ia merasa menjadi bahan lelucon karena aksennya. Namun dia tetap berkarya dan berjuang untuk meraih kesuksesan di bidang pendidikan dan karir. 

"Saya seorang penuh semangat, tegas, pemimpi dan peduli pada isu pemberdayaan perempuan. Dalam 3 tahun saya mampu lulus di salah satu universitas top dunia saat usia 20 tahun," tuturnya.

Bagi Cinta, itu adalah pencapaian yang sangat spesial, mengingat pada momen tersebut orang-orang melihat siapa dia sebenarnya. "Kenapa orang-orang baru melihat siapa kita sebenarnya setelah ada bukti bahwa memang bisa sukses dalam pendidikan dan juga karir. Sebelum itu merasa seperti jadi bahan lelucon," ungkap Cinta.