Diposting : 10 July 2022 21:30
YUE - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Saat acara Penutupan Pesta Kesenian Bali ke-44 Tahun 2022, Minggu (Redite Paing, Pahang), 10 Juli 2022 di Art Center Denpasar, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan, sejak tahun 2019 telah melakukan berbagai upaya pembaharuan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) serta memberlakukan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.
Ia membeberkan, pembaharuan tersebut meliputi, keselarasan tema dengan materi sajian, seperti tema PKB tahun 2019 yaitu Bayu Pramana. Kemudian pengayaan materi kegiatan, materi sajian, dan tata kelola, Jantra Tradisi Bali, Bali World Cultural Celebration.
Pada kesempatan itu Gubernur Koster mengatakan telah mengamati dengan seksama bahwa tema “Danu Kerthi: Huluning Amreta, Memuliakan Air Sumber Kehidupan” sudah diaktualisasikan dengan cukup konsisten dalam karya seni oleh para peserta pawai dan saat pergelaran seni selama PKB berlangsung. "Catatan Titiang (saya), masih ada sebagian kecil pergelaran seni yang belum sepenuhnya mengaktualisasikan makna tema Pesta Kesenian Bali," ucapnya.
Kata dia, yang membanggakan adalah penampilan Sekaa-sekaa Sebunan yang merupakan basis seniman di desa adat terbukti mampu tampil sangat kreatif, inovatif, menarik, memukau, sekaligus menginspirasi. Inilah senyata-nyatanya menjadi fondasi utama kekuatan seni budaya Bali yang kaya, unik, dan unggul. Berdasar hitung manual oleh panitia pada pintu-pintu masuk, jumlah pengunjung selama Pesta Kesenia Bali berlangsung tahun ini mencapai lebih dari 1,5 juta orang, dengan rata-rata lebih dari 50.000 pengunjung per hari. "Meskipun jumlah pengunjung PKB sangat besar, Astungkara, ternyata tetap tertib dan patuh pada protokol kesehatan, terutama tetap disiplin mengenakan masker," kata Koster.
Pihaknya mengaku sempat hadir langsung bersama keluarga menonton Parade Gong Kebyar sebanyak enam kali, Duta Kabupaten Gianyar, Jembrana, Badung, Buleleng, Karangasem, dan Bangli. Serta menonton pergelaran Gong Kebyar kegendaris dan Arja sebanyak dua kali.
"Penyelenggaraan pameran IKM/UMKM menampilkan beragam produk lokal hasil seni kerajinan Krama Bali yang berkualitas dengan harga pantas serta berdaya saing. Ditata dengan tampilan yang apik, elegan, dan indah, sehingga pengunjung menjadi nyaman dan terpikat untuk belanja," beber orang nomor satu di Bali ini.
Berdasar laporan, dikatakan Koster, omset penjualan/transaksi pameran IKM/UMKM mencapai lebih Rp 10 miliar. Pesta Kesenian Bali tahun ini juga menghadirkan cukup banyak pedagang kuliner khas Bali, yang ternyata hasil penjualannya dilaporkan mencapai lebih Rp 3 miliar, serta pameran anggrek penjualannya mencapai lebih Rp 586 juta.
"Bagi Titiang (saya), hasil penjualan IKM/UMKM dan pedagang kuliner sungguh mengagetkan, membanggakan, dan membahagiakan kita semua.
Pihaknya pun menyampaikan pesan dan harapan sebagai evaluasi dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali ke-45 tahun 2023 mendatang. Dimana, PKB merupakan wahana pelestarian seni tradisi, boleh berkreasi, berinovasi, dan berimprovisasi. Namun harus tetap menjaga pakem seni tradisi. Pada acara pawai, agar dirancang sesuai tema, keterpaduan dalam rangkaian peserta pawai yang mengedepankan kreasi, inovasi, dan kualitas, jumlah peserta yang selektif, serta durasi waktu pawai maksimum 2 jam.
Pergelaran sepatutnya tetap memperhatikan dan menjaga kesantunan, etika, serta estetika. Khususnya tentang humor untuk menghibur penonton, memang sangat diperlukan, tetapi hendaknya ditimbang agar tidak porno, tidak jorok. Tampilan, gerak, dan humor seniman hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, dan elegan. "Titiang (saya) berharap untuk terus meningkatkan kualitas tema, materi kegiatan, materi sajian, dan tata kelola penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali," tegas Koster.
Pesan selanjutnya adalah berorientasi pada pelestarian dan pengembangan seni tradisi. Karya seni konsisten mengekspresikan tema, semakin berkualitas, maju, dan membanggakan. Tata kelola penyelenggaraan bersinergi dengan para pihak secara bergotong-royong. Mampu melahirkan maestro dan seniman yang semakin banyak, berkualitas, dan mendunia. Kehadiran penonton/pengunjung yang tertib, disiplin, dan terhormat, secara bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan, tidak membawa sampah dan tidak menggunakan produk berbahan plastik sekali pakai.
"Astungkara, melalui penyelenggarakan Pesta Kesenian Bali setiap tahun yang semakin berkualitas dan maju, Titiang (saya) berkeyakinan kuat bahwa seni budaya Bali tidak akan pernah redup, tidak akan pernah mati, dan tidak akan pernah punah. Sebaliknya semakin bersemai, hidup, tumbuh, dan berkembang dengan subur, nyebun di tengah-tengah masyarakat sepanjang zaman menghadapi arus-deras dinamika global," paparnya.
Adanya visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, pihaknya berkomitmen sungguh-sungguh menjadikan kebudayaan sebagai hulu pembangunan Bali, guna mewujudkan Gumi dan Krama Bali benar-benar berkepribadian dalam Kebudayaan sesuai prinsip Trisakti Bung Karno. Dengan itikad dan tekad kuat, pihaknya memastikan diri senantiasa berada di garda terdepan dalam kerja penguatan dan pemajuan adat istiadat, tradisi, seni-budaya dan kearifan lokal Bali, sebagai fondasi kekayaan, keunikan, dan keunggulan kebudayaan Bali.
"Itikad dan tekad Kuat ini, telah dengan tuntas, Titiang (saya) tuangkan ke dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Bali, serta telah diimplementasikan secara nyata dan berkelanjutan melalui berbagai kebijakan serta program," ujarnya.