balitribune.co.id | Negara - Kendati sebelumnya sempat berencana tidak membuat tempat karantina, namun para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jembrana yang tiba di Jembrana Rabu (15/4) akhirnya di karantina di Hotel Jimbarwana. Hingga Rabu kemarin sudah 18 PMI yang di tampung di hotel bintang empat milik Pemkab Jembrana ini.
Walaupun sebelumnya pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana menyatakan tidak membuat tempat karantina bagi PMI yang kembali ke Jembrana. Salah satunya alasannya memberdayakan tenaga surveylance di desa untuk memantau Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang di isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Namun mulai Rabu (15/4) Hotel Jimbarwana sudah dijadikan sebagai tempat karantina pekerja yang tiba dari luar negeri. Rabu kemarin sebanyak 18 orang PMI asal Jembrana yang tiba di Jembrana.
Pekerja kapal pesiar ini tidak lagi pulang kerumahnya masing-masing secara mandiri seperti PMI yang tiba sebelumnya. Mereka di Jemput langsung di Bandara Internasional Ngurah Rai. " Kita sudah lakukan penjemputan hari ini dan diperkirakan sore hari sudah tiba di Jembrana. Tim dari gugus yang melakukan penjemputan berasal dari unsur satpol PP serta Dinas Perhubungan Kabupaten Jembrana menggunakan bus perhubungan” ujar Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha, MPH.
Mereka langsung ditempatkan di Hotel Jimbarwana yang sebelumnya telah dipersiapkan sebagai rumah singgah tenaga medis yang menangani pasien corona. Menurutnya sesuai kebijakan gubernur seluruh warga PMI yang baru datang , wajib menjalani rapid test . Apabila hasilnya negatif, menjadi kewajiban Pemerintah daerah masing masing untuk mengawasi pelaksanaan karantina hingga 14 hari kedepan. Selama proses isolasi, pihak gugus sudah menyiapkan tim pengawasan agar proses isolasi terpusat ini berjalan dengan baik.
Selain pemantauan terhadap kondisi kesehatan oleh tim medis maupun pengawasan keamanannya, selama proses karantina, menurutnya kebutuhan makan warga PMI selama menjalani karantina juga sudah disiapkan pemerintah daerah. “Tentunya tetap diawasi. Meski hasil rapid testnya sudah dinyatakan negatif, kita tetap akan cek kesehatannya .Apakah ada keluhan dan lainnya. Kita lakukan sinergi baik dari gugus tugas, satgas gotong royong hingga tim dari puskesmas. Termasuk untuk pengawasan keamanan,” ungkapnya.
Pemkab Jembaran akhinya melakukan pemusatan karantina disatu tempat (hotel) menurutnya agar pengawasan terfokus dan minimalisir kontak dengan keluarga maupun kontak dekat lainnya. Sehingga bisa meminimalisir kekhawatiran masyarakat disekitar apabila isolasi/karantina mandiri di rumah masing-masing. “Relawan surveilans ini tetap kita gerakkan dan berdayakan untuk mengawasi masyarakat lainnya yang tergolong ODP. Misalnyadari pendatang dari daerah terjangkit yang masuk dimasing-masing desa,” jelasnya.
Ia juga menyebut ada penambahan data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 4 orang. Dari total 14 DPD, baru tiga orang yang selesai pengawasan. Sedangkan 10 orang masih dalam perawatan dan satu orang melakukan isolasi mandiri. “empat orang PMI yang baru pulang membawa keterangan positif rapid test dari pihak kesehatan ditempatnya bertugas. Tiga orang dirawat di RSU Negara, satu orang lagi menjalani isolasi mandiri di luar daerah. Sementara untuk pasien positif covid-19 jumlahnya masih tetap 6 orang,” tandasnya.