balitribune.co.id | Amlapura - Angin kencang menyapu sebagian besar wilayah Kabupaten Karangasem, Minggu (12/1). Bencana pohon tumbang terjadi di sejumah titik, diantaranya di Banjar Dinas Tihingan Kauh, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Banjar Dinas Tihingan Kelod, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, dan di Banjar Perang Sari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem.
Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini di tiga lokasi kejadian tersebut, sekitar pukul 00.30 Wita, BPBD Karangasem menerima laporan adanya rumpun bambu petung yang tumbang menutupi akses jalan di Banjar Dinas Tihingan Kauh. Karena kondisi masih gelap, penanganan baru bisa dilakukan pada pagi hajrinya, dimana sejumlah petugas TRC BPBD Karangasem diterjunkan untuk memotong dan mengevakuasi batang rumpun bambu petung berukuran besar dan cukup panjang tersebut. Butuh waktu higga empat jam hingga rumpun bambu tersebut selesai di evakuasi dan arus lalulintas di jalan desa itu kembali normal.
Anggota TRC lainnya pada jam dan waktu yang sama yakni sekitar pukul 08.00 Wita, bergerak menuju ke Banjar Dinas Tihingan, Desa Jungutan, Bebandem, untuk memotong dan mengevakuasi batang pohon Albesia berukuran cukup besar yang tumbang menimpa rumah salah satu warga di dusun tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena rumah yang tertimpa pohon tersebut memang tidak ditempati oleh pemiliknya.
Usai melakukan penanganan di Desa Jungutan, Bebandem, tim lanjut bergerak menuju Banjar Dinas Perang Sari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, untuk mengevakuasi batang pohon kelapa yang menghacurkan rumah milik warga I Komang Subadiasa.
Kepada koran ini, Subadiyasa menuturkan, sebelumnya memang terjadi angin kencang, dan paginya sekitar pukul 09.00 Wita, dia bersama istri dan kedua anaknya tengah berada didalam kamar rumahnya menunonton TV. “Saat kejadian saya bersama istri dan anak-anak sedang berada di dalam kamar menonton TV. Karena hari minggu anak saya tidak sekolah, jadi tumben anak saya pagi-pagi pengen tiduran sambil nonton TV,” tuturnya.
Tiba-tiba saja dirinya mendengar suara gemerisik yang disertai dengan suara hantaman keras, dan rumahnya hancur tertimpa pohon kelapa yang tengah berbuah ranum. Bagian atap rumahnya hancur sementara tembok kamarnya terbelah. “Kedua anak saya tidak bisa keluar karena terjepit kayu atap yang ambruk oleh hantaman batang pohon kelapa. Saya berusaha mengeluarkan anak saya dan mengajaknya keluar. Untungnya anak saya keduanya selamat tanpa ada luka-luka,” ucapnya.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Sekdes Duda Utara untuk kemudian dilaporkan ke BPBD Karangasem guna penanganan lebih lanjut. Pasca kejadian tersebut Subadiasa mengaku bingung harus tinggal dimana, karena itu rumah satu-satunya yang dia miliki. “Bingung saya nanti mau tidur dimana! Apalagi sekarang musim hujan,” kesahnya, sembari berharap pemerintah bisa membangunkan tenda sementara agar keluargaya bisa berteduh dan tinggal sementara di tenda. Total kerugian yang dilaminya berkisar Rp 45 Juta.