Diposting : 16 January 2020 08:12
Agung Samudra - Bali Tribune
balitribune.co.id | Bangli - Dampak angin kencang mengakibatkan pohon jenis Aas tumbang dan juga mengakibatkan pohon jenis Enau di atas bak penampungan ikut tumbang, menimpa bak penampungan air di Subak Pangkungan, Dusun Bunut Madya, Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani. Proses evakuasi terhadap pohon dengan tinggi hampir 50 meter dan berdiameter hampir 2 meter tersebut dilakukan oleh petugas Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli, Rabu (15/1).
Pasca hancurnya bak penampungan air tersebut, kini warga harus mencari air di sumber mata air yang ada di bawah tebing dekat dengan bak penampungan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli I Ketut Gde Wiradana mengatakan musibah pohon tumbang sejatinya terjadi Sabtu (4/1), namun baru dilaporkan ke BPBD hari Senin (13/1). Proses evakuasi dilakukan oleh petugas BPBD dibantu masyarakat setempat, Rabu (15/1). “Proses evakuasi membutuhkan waktu yang lama karena besaranya diameter pohon,” kata Gde Wiradana .
Kata Gde Wiradana, pasca hancurnya bak penampungan air dengan diameter 8x4 meter, kini sekitar 35 KK masyakarat Dusun Bunut Madya kesulitan mendapatkan air bersih. “Untuk memenuhi kebutuhan air sehari- hari masyarakat masyarakat sebelumnya memanfaatkan air di bak penampungan, karena kini bak penampungan hancur masyarakat mencari air di sumber mata air di bawah tebing di sebelah bak penampungan yang hancur tersebut,” ungkap Gede Wiradana .
Terkait kerugian akibat musibah pohon tumbang tersebut, kata Gde Wiradana dari hasil hitung- hitungan kerugian material sekitar 200 juta. ”Untuk membanguan bak yang baru membutuhkan anggran sekitar 200 juta,” jelasnya.
Perbekel Terunyan I Wayan Arjana mengatakan bak penampungan air tersebut dibangun tahun 2019 dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk Subak. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air warga, karena telah memasuki musim penghujan warga memanfaatkan air hujan yang ditampung dalam cubang.