Surakarta, Bali Tribune
Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono mengatakan, meskipun pelaku bom bunuh diri di Mapolres Surakarta, Nur Rohman, sudah meninggal, namun penyelidikan terhadap jaringan pelakunya akan terus dilakukan.
Terlebih Nur Rohman dianggap bagian dari jaringan teroris yang lolos dari penggerebekan di Bekasi beberapa waktu lalu. Saat lolos Nur Rohman diketahui membawa tiga bom rakitan, satu bom kontainer, dan dua bom lempar.
Kapolda memastikan kalau proses hukum terhadap pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta otomatis terhenti, karena yang bersangkutan sudah meninggal. Namun, polisi tetap mengusut jaringan Nur Rohman yang diduga terlibat dalam aksi teror pada Selasa (5/6) pagi.
“Karena itu dikhawatirkan masih ada jaringan lain yang masih tersisa dan melakukan teror yang sama,” ujarnya dalam konferensi pers di Mapolresta Surakarta, Senin (11/7). Polisi kini sedang menyelidiki rekaman yang diduga suara Nur Rohman, sebelum meledakkan diri di Mapolresta Surakarta.
Isi rekaman itu membahas polisi sebagai target teror mereka. Sebelumnya, saat polisi menggeledah rumah Nur Rohman di Sangkrah, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, usai ledakan bom bunuh diri, ditemukan rekaman kaset rekorder.
Selain itu, polisi juga menyelidiki barang bukti satu unit sepeda motor matik hijau AD 6136 HW. Awalnya diketahui milik warga Boyolali, namun sudah digadaikan ke beberapa pihak hingga akhirnya bisa sampai di tangan Nur Rohman. “Kita lihat saja nanti pengembangannya,” pungkas Kapolda.