Program Beras Sehat Tabanan Perlu Dikuatkan dengan MoU | Bali Tribune
Diposting : 20 May 2016 16:10
Arta Jingga - Bali Tribune
perpadi
PERTEMUAN –Suasana pertemuan Perpadi dan Pekaseh di Tabanan, Kamis (19/5).

Tabanan, Bali Tribune  

Adanya pengaduan petani dari tiga subak yaitu Subak Bulung Daya, Lanyah Bajera  I dan Lanyah II, kepada pihak legislatif mengenai gabah beras sehat yang dibeli Perpadi di bawah harga yang ditentukan pemerintah, memerlukan evaluasi kembali dari segi manajemen pembeliannya. Perpadi  mengaku tidak pernah membeli gabah di bawah harga yang telah ditentukan. Mengatasi kesalahan komunikasi ini, pembuatan perjanjian tertulis  atau MoU mengenai manajemen beras sehat ini perlu dilakukan.

Hal ini dipaparkan Asisten  Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tabanan I Wayan Miarsana, dalam acara pertemuan Perpadi dan Pekaseh, Kamis (19/5).  Diakui selama program beras sehat yang dicanangkan berjalan, belum ada MoU tertulis terutama mengenai hak dan kewajiban yang terlibat di dalamnya. 

Dalam MoU ini nanti tentu akan dipaparkan lebih detail mengenai hak petani yaitu gabah beras sehatnya harus terserap dan dibeli oleh Perpadi sesuai harga yaitu Rp 6000 per kilogram. Sementara kewajiban petani adalah menjual hasil panennya dalam bentuk gabah kering dan tidak boleh menjualnya kepada penebas. Mengenai aturan-aturan detail ini lanjut Miarsana akan didiskusikan dalam waktu dekat. Ia juga menambahkan agar komunikasi antara Perpadi, Pekaseh, Petani dan Penyuluh ditingkatkan sehingga ke depannya tidak menimbulkan salah informasi dan persoalan.

Mengenai program beras sehat, Kepala Bappeda Tabanan, I.B. Wiratmaja menambahkan, program tersebut merupakan program unggulan Tabanan yang masuk dalam Gerbang Pangan Serasi. Dalam program ini petani diajak pemerintah untuk beralih dari pertanian konvesional menjadi pertanian organik. Saat ini baru ada 33 subak  dengan total luas lahan 585 hektar masuk dalam program ini.  Perkiraan total panen dari luasan tersebut adalah 1350,25 ton gabah kering yang setara dengan  702,13 ton beras.  “Untuk mengajak petani menerapkan pertanian organik tentu tidak mudah. Untuk itu kami bantu  dengan memberikan subsidi baik itu bibit dan sarana produksi serta kepastian pemasarannya,’’ ujar Wiratmaja.

Subyek pemasaran beras sehat ini adalah PNS di lingkungan Pemkab Tabanan sejumlah  9198 orang.   Berdasarkan jumlah tersebut, berdasarkan bulan April 2016 diperkirakan jumlah beras sehat yang akan didistribusikan sebanyak 113, 595 ton dengan jumlah pembayaran sebesar Rp 1,4 milyar lebih.

Ketua Perpadi Tabanan, AA Made Sukawetan memaparkan di saat panen raya seperti saat ini produksi beras sehat yang dihasilkan petani melebihi jumlah kebutuhan pasar. Meski demikian, pihaknya menjalankan tugas dengan tetap membeli gabah berapapun yang dihasilkan petani dan sesuai dengan harga yang ditetapkan yaitu Rp 6000 per kg. ‘’Saat panen raya ini kami akui tidak bisa membayar secara keseluruhan. Karena selain gabah  program beras sehat kami juga harus membeli  gabah konvesional petani,’’ ujarnya.

Untuk itu pihaknya selalu berkomunikasi dengan pekaseh apabila pembayaran tidak bisa dilakukan secara penuh dan akan dilunasi jika pembayaran dari Pemkab Tabanan turun, ‘’Petani sudah mengerti dan mereka tidak keberatan,’’ ujarnya.