Puluhan Hektar Sawah Terendam Banjir | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 04 Desember 2024
Diposting : 13 February 2017 09:23
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Puluhan hektare lahan sawah produktif di sejumlah subak di Jembrana terendam banjir, Minggu (12/02/2017). (pam)

Negara, Bali Tribune

Selain merendam ratusan rumah, hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Jembrana sejak Sabtu (11/02/2017) petang, mengakibatkan puluhan hektare lahan sawah produktif di sejumlah subak terendam banjir. Salah satunya Subak Sangkaragung, Jembrana.

Karena terendam air luapan Sungai Samblong, puluhan hektare sawah berubah menjadi hamparan “sungai”. Padi siap panen pun terendam banjir. Salah seorang warga, Wayan Winarta, ditemui Minggu (12/02/2017), mengaku, 50 hektare sawah di wilayah Subak Bayu Samblong terendam air sungai yang meluap setinggi 1,5 meter.

Di lahan sawah miliknya di sekitar lokasi pembangunan Sirkuit Makepung Sio-Sio yang luasnya 60 are tersebut saat ini berisi padi yang sudah berusia 42 hari. Petani lainnya, Ketut Gama, mengatakan, 86 hektare sawah di wilayah Subak Sangkaragung juga terendam. Selain 40 hektar yang ditanami padi, lahan tersebut juga ditanami palawija.

Para petani kini hanya bisa pasrah. Sekitar 70 are tanaman cabai dan tomat milik Nyoman Mandia di Subak Yeh Kuning, Jembrana, juga hancur terendam banjir. Begitu pula yang dialami Nyoman Gunawan. Ia mengalami kerugian lebih dari Rp60 juta setelah tanaman cabai di sawah seluas 60 are yang tidak jauh dari Tukad Yeh Kuning, terendam banjir.

Kerugian yang sama dialami oleh petani sayur gonda dan petani bunga pacah yang tanamannya tidak bisa diselamatkan. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, Ketut Wiratma, ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya laporan sejumlah tanaman padi dan palawija milik petani di sejumlah subak terendam banjir.

Dikatakan Wiratma, pihaknya masih melakukan pendataan. Instansinya juga tengah memikirkan langkah apa yang akan diambil terkait masalah ini. Menurutnya, jika padi yang terendam banjir itu diasuransikan, nantinya petani bisa mengajukan klaim. Jika memungkinkan ditanam kembali, pihaknya akan membantu memberikan benih kepada para petani tersebut.*