Diposting : 1 April 2019 23:09
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
balitribune.co.id | Kuta - Lampu yang biasanya menerangi sejumlah lokasi penting di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tiba-tiba dimatikan saat pelaksanaan puncak Earth Hour 2019, Sabtu (30/3). Selama satu jam, terhitung dari pukul 20.30 – 21.30 WITA, lampu penerangan dan peralatan elektronik disejumlah titik di bandara setempat dipadamkan untuk mendukung gerakan global yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF).
General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai, Haruman Sulaksono mengatakan hal ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung gerakan pelestarian dan konservasi alam, di Bali khususnya.
“Hal ini merupakan sebagian kecil dari wujud upaya kami dalam mendukung gerakan global pelestarian lingkungan serta konservasi sumber daya alam. Melalui kegiatan ini, juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak pemanasan global, serta dampak perubahan iklim global melalui penghematan energi listrik di bandar udara,” jelasnya saat membuka puncak peringatan Earth Hour 2019 di pelataran Gedung Wisti Sabha Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Melalui momentum peringatan Earth Hour ke depannya program-program konservasi lingkungan dapat terus berjalan, demi tetap lestarinya alam dan lingkungan untuk generasi mendatang. “Sebagai rangkaian kegiatan, telah terlaksana bersih-bersih Pantai Kuta. Kami juga mengadakan kegiatan rampok plastik di terminal bandar udara sebagai wujud kepedulian manajemen terhadap pengurangan penggunaan kantong plastik di bandar udara,” ucap Haruman.
Dalam acara puncak peringatan Jam Bumi 2019 tersebut, beberapa titik strategis yang digelapkan antara lain adalah di signage bandar udara di gerbang tol bandar udara serta di area sisi udara, Gedung Wisti Sabha, Gedung Strategic Business Unit, koridor Terminal Keberangkatan Internasional, Gedung Parkir Bertingkat (MLCP) Terminal Keberangkatan Internasional, serta Balai Kul-Kul Terminal Internasional. Walaupun dilakukan pemadaman, operasional penerbangan tetap berjalan dengan normal, serta tidak mengalami gangguan.
Perwakilan Komunitas Earth Hour Bali, Karen Septyan berharap dapat menggerakkan lebih banyak pihak untuk melakukan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga keberlangsungan bumi dan keberlanjutan sumber daya alam, dan bukan sekadar seremonial sesaat," harapnya.