BALI TRIBUNE - Retaknya tebing Pura Luhur Uluwatu di Desa Pecatu, Kuta Selatan mendapat attensi khusus
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung. Instansi ini bahkan sudah mengambil ancang-ancang untuk mengatasi keretakan tebing tersebut.
Langkah yang diambil yakni dengan membuat kajian penguatan tebing. Selain itu, Dinas PUPR juga akan melakukan penataan ulang tembok pembatas di Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu. Dari hasil kajian sedikitnya proyek penguatan tebing dan penataan tembok diperkirakan menelan dana sekitar Rp25 miliar.
Kadis PUPR Badung, Ida Bagus Surya Suamba menjelaskan, keretakan tebing Pura Uluwatu sudah terjadi sejak lama. Keretakan ini bertambah menganga sejak enam bulan lalu. Terkait hal itu, pihaknya mengaku telah membuat kajian teknis untuk penanganan. Saat ini kajian sudah selesai. Secepatnya hasil kajian ini akan disampaikan kepada Bupati Badung.
"Kajian sudah selesai. Kami segera lapor pimpinan untuk penganggarannya," kata Surya, Jumat (15/9).
Disinggung teknis penguatan tebing, Surya menyatakan, titik-titik yang mengalami keretakan akan dilakukan injeksi (penyuntikan), sehingga tebing lebih kuat. Dengan sistem injeksi ini pihaknya mengklaim mampu memperpanjang umurnya lebih dari 50 tahun. "Ini metode baru, sebab lazimnya metode suntik dilakukan di luar negeri," katanya.
Sementara untuk penataan ulang tembok pembatas sepanjang 1.500 meter akan dilakukan penggeseran agak ke dalam. Yakni, ditarik 3 meter ke dalam untuk mengantisipasi tebing longsor. Sedangkan tinggi tembok tetap menyesuaikan berkisaran 2 meter. "Total untuk penguatan tebing dan penataan ulang tembok pembatas, sesuai kajian diperkirakan menghabiskan dana Rp 25 miliar," jelasnya sembari menambahkan kalau tahun 2018 anggaran siap, maka keretakan tebing akan segera ditangani. Sehingga akhir tahun sudah rampung.