Bangli, Bali Tribune
Torehan manis diraih judoka Bangli, I Made Adhi Putra Suardana (15) dalam Kejurnas Judo Kartika Cup di Bandung, pekan lalu. Sebagai duta Bali, pelajar kelas IX SMPN I Bangli yang turun di kelas + 73 kg putra ini mampu meraih medali emas. Bahkan menjadi yang terbaik dalam berbagai event tingkat nasional maupun internasional.
Kepada Bali Tribune, Senin (17/5) pelajar asal Kelurahan Kawan ini mengaku apa yang diraihnya ini tiada lain berkat dukungan dari orang tua dan pihak sekolah serta kerja keras pelatih I Nyoman Sumerta.
Dia mengaku menggeluti olahraga keras sejak duduk di sekolah dasar. Setelah tamat SD kemudian melanjutkan sekolah di SMPN I Bangli. Bak gayung bersambut, kata pelajar berbadan tambun ini, pihak SMPN I Bangli membuka kelas ekstra olahraga dan sehingga hobi judonya dapat tersalurkan.
“Untuk kelas ekstra kami dibina oleh guru pembina I Nyoman sumerta yang notabene merupakan pelatih judo Bangli,“ ujar Putra Suardana didampingi Kasek SMPN I Bangli I Wayan Widiana Sandhi dan pelatih I Nyoman Sumerta.
Kata dia, berkat polesan pelatih dirinya meraih medali dalam berbagai ajang kejuaraan baik itu tingkat provinsi, nasional maupun internasional. Untuk level internasional dalam kejuaraan Bali Open Championship yang berlangsung pada bulan Maret lalu dan diikuti delapan negara mampu merebut medali emas.
Begitu pula untuk kejuraan provinsi yang berlangsung pada bulan Januari lalu di Karangsem, ia mampu menjadi yang terbaik dengan merebut medali emas. “Harapan saya di tahun 2020 nanti bisa memperkuat kontingen Bali dalam ajang PON dan bisa memperkuat kontingen Indonesia di berbagai ajang internasional,“ harapnya.
Kasek SMPN I Bangli, Drs I wayan Widiana Sandhi mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih anak didiknya yang mampu membawa nama harum Kabupaten Bangli dan SMPN I Bangli. Apa yang diraih Suardana merupakan buah dari kerja keras pelatih dan dukungan penuh orang tua dan juga pihak sekolah.
Kata kasek asal Banjar Pule ini, SMPN I Bangli memang membuka kelas ekstra olahraga sejak tahun 2010 dan mendapat subsidi dana dari Kementerian Pendidikan dan Olahraga untuk pembinaan. Namun sayang, program tersebut sejak tahun 2014 ditiadakan. Walau demikian pihak sekolah tetap membuka kegiatan ekstra olahraga. “SMPN I Bangli merupakan gudangnya atlet judo dan untuk regenerasi tetap berjalan,“ tegas WidianaSandhi.
Sedangkan pelatih I Nyoman Sumerta mengatakan dukungan orangtua dan sekolah menjadi tolak ukur seorang atlet dapat berprestasi disamping keseriusan berlatih dari atlet sendiri. Dia mengaku untuk kegiatan ekstra selain dilakukan di sekolah juga di luar sekolah. “Sekolah tidak memiliki matras maka untuk latihan dilakukan di luar,“ jelasnya.