Diposting : 14 August 2023 16:00
YUE - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Saat Rapat Paripurna ke-34 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali dengan acara Peringatan Hari Jadi ke-65 Provinsi Bali di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Provinsi Bali, Senin (14/8), Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan Pidato Kinerja 5 Tahun Tatanan Bali Era Baru. "Sejak Titiang (saya) dilantik sebagai Gubernur Bali Periode 2018-2023 berpasangan dengan Wakil Gubernur, Tjok Oka Sukawati, oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada Rabu (Buda Pon, Bala), 5 September 2018 di Istana Negara, Jakarta, Titiang berketetapan hati, untuk menyampaikan pidato mengenai Pencapaian Kinerja Pembangunan pada setiap tahun kepemimpinan," katanya saat Rapat Paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama.
Pencapaian ini disampaikan sebagai pertanggungjawaban konstitusional, politik, dan moral gubernur dan wakil gubernur kepada seluruh Krama/warga Bali yang telah memberikan kepercayaan untuk memimpin Bali melalui Pemilu Kepala Daerah pada tanggal 27 Juni 2018 lalu.
"Selama 5 tahun memimpin Bali, izinkan Titiang menyampaikan Pidato Pencapaian Kinerja 5 Tahun Tatanan Bali Era Baru. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Pidato tahun ini secara khusus disampaikan dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Bali dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-65 Provinsi Bali," ujar orang nomor satu di Bali ini.
Sesuai janji politik yang sempat disampaikannya pada saat kampanye, bahwa kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Sukawati (Cok Ace), pembangunan Provinsi Bali diselenggarakan dengan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023, dilaksanakan secara konsisten, teguh pendirian, dan komitmen kuat.
Di hadapan para undangan Rapat Paripurna, Gubernur Koster menjelaskan, visi ini adalah untuk menjaga alam, manusia, dan kebudayaan Bali secara Niskala-Sakala. Bali Era Baru yaitu suatu era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru, Bali yang Kawista, Bali Kang Tata-titi Tentram Kerta raharja, dan Bali yang Gemah Ripah Lohjinawi, yakni tatanan kehidupan holistik yang meliputi 3 dimensi utama.
Dimensi pertama, bisa menjaga keseimbangan alam, manusia, dan kebudayaan Bali, Genuine Bali. Dimensi kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi masyarakat Bali dalam berbagai aspek kehidupan. Dimensi ketiga, merupakan manajemen risiko atau risk management, yakni memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.
Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, yakni penyucian dan pemuliaan enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan, terdiri atas Atma Kerthi, berarti penyucian dan pemuliaan Atman/jiwa, Segara Kerthi, berarti penyucian dan pemuliaan laut dan pantai, Danu Kerthi, berarti penyucian dan pemuliaan sumber air, Wana Kerthi, berarti penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan, Jana Kerthi, berarti penyucian dan pemuliaan manusia dan Jagat Kerthi, berarti penyucian dan pemuliaan alam semesta.
Visi Pembangunan Bali diselenggarakan dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana, meliputi lima bidang prioritas. Pertama, bidang pangan, sandang, dan papan. Kedua, bidang kesehatan dan pendidikan. Ketiga bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Keempat, bidang adat, agama, tradisi, seni, dan budaya. Kelima, bidang pariwisata. Lima bidang prioritas tersebut didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi.
"Atas restu dan tuntunan Hyang Widhi Wasa, Ida Bhatara Sasuhunan, Ida Dalem Raja-Raja Bali, leluhur, Lelangit, dan guru-guru suci, serta kerja keras bersama jajaran Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota/Kabupaten se-Bali, Forkopimda Provinsi Bali, Pemerintahan Desa Adat, Desa/Kelurahan, dan seluruh komponen masyarakat Bali. Sehingga dalam kurun 5 tahun telah dicapai kinerja pembangunan dalam Tatanan Bali Era Baru yang fundamental dan monumental," sebutnya.