BALI TRIBUNE - Ratusan peserta mengikuti lomba mancing air deras serangkaian Pekan Olahraga dan Seni Kelurahan (Porsenikel) Penatih, Minggu (20/8) di Sungai Pasar Penatih, Kecamatan Denpasar Timur. Kegiatan lomba mancing air deras tersebut dibuka Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara ditandai dengan penyebaran bibit ikan nila sebanyak 20.000 ekor.
Wakil Walikota Jaya Negara mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan lomba mancing ikan tersebut, karena penghobi memancing di Denpasar cukup banyak. “Sebenarnya memancing merupakan tradisi atau budaya yang sudah turun temurun yang harus terus dijaga,” katanya.
Ia mengaku sangat senang memancing dari dahulu, karena bisa mengasah pikiran dan sebagai hiburan untuk menghilangkan kepenatan dalam suasana kerja. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan dan mengerti tentang arti pentingnya sungai di dalam kehidupan.
“Saya berharap lewat kegiatan ini masyarakat ikut tergugah untuk menjaga lingkungannya tetap bersih dan asri, selain itu melalui kegiatan ini nantinya bisa memberikan kontribusi serta menumbuhkan ekonomi kreatif dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Ketua Panitia I Wayan Nendra mengatakan tujuan dari kegiatan tersebut adalah sebagai sarana untuk memupuk, memelihara dan menggalang rasa persatuan, kesatuan dan kekeluargaan antara masyarakat.
Disamping itu pula kegiatan yang dirangkai dengan porsenikel ini bertujuan untuk menjaring para atlet olahraga dan seni guna maju ke tingkat yang lebih tinggi serta sebagai wahana memilih atlet berbakat di masing masing bidang olahraga seperti metajog, terompah, bola voli, tenis meja serta lainnya.
“Penyelenggaraan lomba mancing ini dikoordinir oleh Kelompok Jempiring Putih yang dirangkai dengan Porsenikel Penatih Tahun 2017 bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan bakat dan minatnya di bidang olahraga dan seni,” ujarnya.
Ke depan ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan karena berdampak pada peningkatan daya saing lokal para pembudidaya ikan di Kota Denpasar.
Seorang peserta lomba mancing, Made Artha (22) asal Penatih, mengaku sudah menggeluti hobi mancing sejak kecil. Ia mengatakan sekarang sudah mulai susah mencari tempat mancing, karena beberapa masyarakat masih saja membuang sampah ke sungai. “Saya sering menegor masyarakat yang masih membuang sampah di sungai, jangan dong buang sampah di sungai. Kami sebagai pencinta mancing kan jadi gak ada tempat lagi,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan kegiatan semacam ini diharapkan mampu memberi kontribusi selain kepada pemancing mania sebagai tempat hiburan, juga memberi dampak kepada lingkungan. “Kegiatan ini sangat menarik, kita bisa berkumpul sesama pencinta mancing dan tentunya berdampak positif kepada lingkungan karena juga diselingi dengan penebaran benih ikan sebanyak 20.000 ekor dan secara tidak langsung mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,” jelas Made Artha.