Diposting : 31 January 2018 21:45
Agung Samudra - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Program pemerintah dalam rangka mengurangi angka pertetumbuhan penduduk, dengan penggunaan alat kontrasepsi, khususnya vasektomi ternyata kurang diminati oleh kaum pria yang mengikuti program keluarga berencana (KB). Buktinya dari target yang dicangakan pemerintah ditahun 2017 sebanyak 25 perserta ternyata yang mengikuti program ini hanya 6 orang pria.
Hal ini diungkapkan oleh Kasi Pendayagunaan Petugas Lapangan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak dan Perempuan Kabupaten Bangli I Wayan Darsa, Selasa (30/1). Untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan, pemerintah melalui program keluarga berencana meluncurkan metode kontrasepsi menurut jangka waktu yakni Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan non Metode Kontrasepsi Jangkan Panjang (non MKJP). MKJP dapat dipakai dalam waktu lama lebih dari 2 tahun atau mengakhiri kehamilan atau sudah tidak ingin menambah anak lagi Sementara non MKJP atau menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek.
Lanjut I Wayan Darsa, salah satu metode dalam MKJP adalah Metode Oprerasi Pria( MOP) atau lazim disebut Vasektomi. Namun dalam perjalanya metode vasektomi belum diterima penuh oleh kaum pria. Rendahnya keinginan pria mengikuti metode vasektomi karena masih melekatnya paradigm di masyarakat yang melihat meode vasektomi diidentikan dengan kebiri. Padahal vasektomi adalah pemutusan saluran sperma kiri dan kanan agar cairan mani yang dikelurakan saat ejakulasi tidak lagi mengandung sperma.
Selain itu runmor yang berkembang kalau metode vasektomi akan dapat menurunkan libido, suami tidak bisa ejakulasi dan dapat membuat suami impoten. “Paradigma negatif tentang metode vasektomo ini akan kita hapus,” ungkapnya. Salah satunya dengan terus melakukan sosialisasi ke desa-desa dengan tujuan masyarkat tahu sebenarnya apa itu metode vasektomi dan keuntungan menikuti vasektomi.
Memang ada persyaratan untuk bisa menikuti metode vasektomi, yakni yang bersangkutan sudah siap dan yakin mengikuti metode ini dan istri bersangkutan tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi dan sudah memilki keturunan.