
balitribune.co.id | Mangupura - Ribuan warga Desa Adat Kapal Kabupaten Badung pada Senin (6/10) mengikuti ritual unik Perang Tipat Bantal bertepatan Hari Purnama Sasih Kapat. Tradisi yang melibatkan lempar-lemparan ketupat (tipat) dan bantal (jajanan) antar warga di depan Pura Desa dan Puseh Desa Adat Kapal melambangkan harmoni antara laki-laki (bantal) dan perempuan (tipat) ini digelar setiap tahun.
Warga setempat tampak antusias mengikuti tradisi Perang Tipat Bantal kendati harus merasakan sakit ketika Bantal dan Tipat yang dilempar mengenai badan. Warga yang mendapatkan Tipat Bantal tersebut sangat senang karena dipercaya akan membawa berkah kesuburan dan kemakmuran pada lahan pertanian warga setempat.
Seperti disampaikan salah seorang warga Desa Kapal, Kadek Budiartini yang berharap mendapatkan Tipat Bantal saat ritual berlangsung. "Setiap Perang Tipat Bantal saya selalu ikut. Biasanya saya kena lemparan Tipat Bantal, kadang di kepala, memang lumayan sakit. Tapi senang pas dapat Tipat Bantal-nya karena bisa ditebar di sawah supaya hasil panennya bagus," ujarnya.
Warga lainnya, Nyoman Nani mengatakan hal yang sama bahwa Tipat Bantal yang didapat saat ritual tersebut dapat menyuburkan tanaman padi di sawahnya. "Saya dapat Tipat Bantal-nya. Tadi sempat kena di kepala saya, langsung saya ambil, saya kumpulkan, setelah Perang Tipat Bantal ini saya bawa ke sawah," katanya.
Wayan Mudita yang merupakan warga Desa Kapal juga mengaku senang mendapatkan Tipat Bantal. Ia bersama keluarganya saat Perang atau Siat Tipat Bantal mengaku setiap tahun selalu hadir di ritual unik ini. "Saya berharap akan tercipta kesuburan yang ada di tanah Kapal. Padi yang ada di Kapal ini bisa panen dengan baik. Saya dapat Tipat Bantal-nya, sekarang mau dibawa ke sawah ditaburkan di sawah biar bermakna," katanya.
Perang Tipat Bantal merupakan bagian dari upacara Aci Tabuh Rah Pengangon yang sudah berlangsung sejak tahun 1339 dengan tujuan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan dan memohon kesejahteraan bagi masyarakat, serta keberhasilan panen di Desa Kapal dan terhindarnya dari bencana. Melalui tradisi ini warga desa adat setempat memohon diberi anugerah keselamatan.