Diposting : 31 March 2020 08:29
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Semarapura - Di tengan tengah suasana Pandemi Wabah Virus Corona Covid 19 dimana santer diberitakan adanya suara Kulkul (kentongan, red) yang ada di Pura Pejenengan Puri mesuara (bersuara tanpa ada yang memukul kentongan tersebut, red). Sebagian masyarakat Klungkung percaya dengan bersuaranya kentongan Pura Pejenengan Puri ini akan membawa dampak baik negatif maupun positif bagi masyarakat Klungkung. Namun sebagian meyakini adanya peringatan bagi seluruh warga Klungkung akan adanya sesuatu.
Kondisi itu sempat membuat masyarakat panik dan langsung berduyun-duyun pedek tangkil muspa seraya mohon keselamatan ke Pura Pejenengan tersebut. Namun karena dalam kondisi adanya penyebaran wabah Virus Corona Covid 19 Ide Dalem Semaraputra setelah mendapatkan masukan dari Kapolres Klungkung. Bupati Klungkung akhirnya persembahyangan langsung di Pura Pejenengan ditutup untuk menghindari adanya pengumpulan massa yang banyak. Dan Ide Dalem Semaraputra meminta warga untuk bisa ngayeng dari rumah merajan sowang sowang dan nantinya akan diberikan Tirta Wangsuh Pada melalui Klian Adat masing-masing.
Bertepatan dengan Soma Kajeng Kliwon Enyitan, Senin (30/3), sesuai dengan janji Ide Dalem Semaraputra akhirnya prosesi Ritual Nuur (mengambil) tirta (air suci) di Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung berlangsung dalam suasana khusyuk. Di depan pintu masuk puri, belasan polisi berjaga-jaga mengantisipasi membludaknya warga. Prosesi diadakan pihak Puri Agung Klungkung,pasca mesuara secara gaib kentongan Pura Pejenengan Puri tersebut.
Ide dalem Semaraputra menyatakan bahwa bebantenan yang haturkan pada ritual tersebut antara lain Banten Prayascita,tebasan duurmenggala dan ajuman putih kuning. Pada kesempatan itu sejumlah Penglingsir Puri hadir disamping Ide Dalem Semaraputra juga hadir Tjokorda Raka Putra, Tjokorda Gde Agung, Gde Ngurah dan sejumlah keluarga puri lainnya, serta perwakilan dari Bendesa Adat se-jebag Kabupaten Klungkung.
Ida Dalem Semara Putra menambahkan, sebelumnya pihak puri sudah meminta petunjuk dari bagawanta puri yakni Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Geriya Aan terkait pelaksanaan ritual nuur tirta ini. ”Ini sudah berdasarkan petunjuk dari bagawanta puri. Karena ini menyangkut keyakinan, bagi warga masyarakat yang akan nunas (mengambil) tirta Wangsuh pada pejenengan Puri, cukup diwakilkan dari prajuru adatnya,” terang Ida Dalem Semara Putra.
Menurutnya Tirta wangsuh pada ini diyakini sebagai upaya niskala menangkal pandemi Virus Corona (Covid-19). Nantinya Tirta itu dipercikkan kepada anggota keluarga masyarakat Klungkung juga dipercikkan diseluruh pekarangan rumah. Diharapkan nantinya warga setelah nunas tirta disarankan juga agar memasang tiga helai daun pandan berisi bawang dan cabe serta 1 uang kepeng, diikat jadi satu dengan benang tridatu (benang berwarna putih hitam dan merah). Gegemet tersebut dipasang di pintu masuk pekarangan rumah masing masing warga.
“Setelah semua sarana yang disebutkan tadi dipasang oleh warga, karena secara niskala benda tersebut diyakini sebagai penangkal marabahaya. Dan warga semua nantinya bisa terhindar dari wabah Virus Corona Covid 19 ini,” beber Ide Dalem Semaraputra penuh harap seraya memohon kepada Ide Shang Hyang Widi waca agar musibah ini cepat berlalu.
Bendesa Adat Kota Semarapura Wayan Budarsana ditemui usai ritual mengharapkan senada dengan Ide Dalem Semaraputra agar wabah Virus Covid 19 ini segera berlalu. Dirinya mengaku nunas tirta sekitar pukul 11.00 wita.