Ritual Nyegara Gunung Implementasi Perjuangan Tolak Reklamasi | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 30 July 2018 21:02
Ketut Sugiana - Bali Tribune
TOLAK - Persembahyangan nyegara gunung oleh massa For Bali di seputar Pantai Pura Goalawah, Klungkung tolak reklamasi
BALI TRIBUNE - Ada gerakan massa berpakaian adat di seputar pantai lingkungan  Pura  Goa Lawah, Klungkung. Setelah didekati ternyata kegiatan positif persembahyangan dengan embel embel Gerakan Bali Tolak Reklamasi. Kegiatan yang dimotori Wayan Gendo ini yang menyuarakan Gerakan Bali Tolak Reklamasi ini sepertinya gaungnya tidaklah luntur selepas Pilkada Bali baru baru ini.
 
Nyatanya setelah sekian tahun melakukan gerakan secara sekala (turun ke jalan),  kini massa dari berbagai komponen ini menempuh jalur niskala perjuangannya guna memuluskan tekad langkah nyata mereka belakangan ini.Gerakan Bali Tolak Reklamasi ini menggelar ritual Nyegara Gunung, Minggu (29/7), di dua tempat yakni, Pantai Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung dan Pura Besakih, Karangasem, Bali.
 
Rombongan massa ini mengawali kegiatan ritual persembahyangan di seputar  Pantai Goa Lawah, kemudian dilanjutkan sembahyang di Pura Besakih.Usai sembahyang di Goa Lawah, ratusan massa menggunakan kaos putih bertuliskan Tolak Reklamasi Teluk Benoa ini langsung meluncur ke Pura Besakih. Massa berkompoi lengkap membawa bendera For Bali dibawah komando Wayan Gendo Suardana ini memenuhi jalan jalan yang dilalui mereka. “Kali ini  kami menghadap alam semesta melakukan Nyegara Gunung, dimana segara (laut) sebagai manivestasi ibu atau bumi dan gunung sebagai manisvestasi bapak atau langit. Agar perjuangan ini berhasil mesti ada restu dari bapak dan ibu atau alam semesta,” ujar orator Wayan Gendo.
 
Dirinya juga mengingatkan bahwa , puncak perjuangan menolak reklamasi akan ditentukan pada 25 Agustus 2018. Sebab saat itu masa berakhir izin lokasi proyek reklamasi Teluk Benoa. ”Yang kami dengar proses Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak lolos. Mudah-mudahan Amdalnya tetap tidak lolos sampai tanggal 25 Agustus. Jika tidak lolos dan ijin lokasi sudah berakhir, berarti proyek reklamasi tidak bisa dilanjutkan,” ujar Gendo.
 
Menurut Wayan Gendo, selama ini perjuangannya di Bali tidak memiliki siapa-siapa. “Kami di Bali tidak memiliki siapa-siapa. Gubernurnya pro, melegitimasi project. DPRD-nya juga belum ada sikap resmi. Justru banyak pihak yang memainkan isu tolak reklamasi untuk kepentingan politik,” ujarnya disela sela kegiatan.
 
Menurutnya, beberapa lembaga di Pusat sangat merespon perjuangan Gerakan Bali Tolak Reklamasi. “Komisi IV misalnya, pernah mengeluarkan rekomendasi agar reklamasi Teluk Benoa dihentikan total. Kantor staf kepresidenan juga merespon baik, walaupun Menteri Susi (Susi Pudjiastuti) awalnya sangat tegas (menolak) kemudian kompromis, itu yang mengecewakan,”ujarnya  menyayangkan langkah Menteri Wanita eksentrik tersebut.