Komisi IV DPRD Provinsi Bali berkesempatan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Nusa Penida, Klungkung, Jumat (22/4). Dalam kunjungan tersebut, para wakil rakyat meninjau pembangunan Rumah Sakit Pratama Nusa Penida, SMA Satu Atap Desa Klumpu dan SMA Negeri 1 serta SMK Negeri 1 Nusa Penida.
Di sela-sela kunjungan tersebut Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali I Nyoman Parta, menjelaskan secara khusus perkembangan pembangunan RS Pratama Nusa Penida sesuai hasil pantauannya di lapangan. Menurut dia, rumah sakit yang berlokasi di Banjar Nyuh, Desa Ped, itu sudah mulai dikerjakan sejak awal April 2016 ini.
Sesuai target, kata dia, pembangunan RS Pratama ini akan rampung akhir tahun 2016 ini. “Kita sudah pantau secara langsung kondisi di lapangan. Dan dalam jangka waktu 19 hari, perkembangan pembangunan rumah sakit ini sudah berjalan baik,” kata Parta, yang memimpin rombongan Komisi IV DPRD Provinsi Bali.
Ia berharap, RS Pratama Nusa Penida yang pembangunannya menelan anggaran Rp19 Miliar dari APBD Provinsi Bali ini, sudah bisa dioperasikan pada tahun 2017 nanti. Apalagi, keberadaan RS Pratama tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.
“Mereka akan dimudahkan untuk mendapat pelayanan kesehatan. Kita berharap, tahun 2017 RS Pratama ini sudah bisa dioperasikan,” ujar politisi PDIP asal Gianyar itu.
Parta pun meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mulai menyiapkan SDM, termasuk rancangan anggaran operasional rumah sakit tersebut. “Kami minta Dinas Kesehatan mengusukan anggaran untuk Alkes (alat kesehatan) dan sumber daya manusianya,” tutur anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Bali ini.
Selain memantau perkembangan pembangunan RS Pratama, Parta bersama rombongan juga meninjau sejumlah SMA dan SMK di Nusa Penida. Menurut Parta, ada sejumlah persoalan yang harus mendapat atensi serius oleh pemerintah terkait keberadaan sekolah-sekolah ini.
“Untuk SMA Satu Atap itu diusulkan jadi SMK Pariwisata. Mengingat untuk SMA terjadi penurunan penerimaan siswa. Orangtua menginginkan anaknnya selesai sekolah langsung kerja. Kalau SMA Negeri 1 kekurangan Lab Bahasa dan Sarana Lab Kimia,” jelasnya.
Khusus untuk SMK Negeri 1 Nusa Penida, diakuinya banyak kekurangan guru karena banyak yang pindah. Jurusan Multimedia juga tidak ada guru, sehingga digantikan oleh guru bukan Multimedia. “Ada usulan untuk pembuatan Lab Praktik dalam bentuk hotel mini. Kami akan usulkan nanti dalam rapat rapat dengan SKPD dan TAPD. Nusa Penida harus kita urus lebih serius,” pungkas Parta.