Sakit Sejak Perjalanan Umroh, PDP Diisolasi di RSU Negara | Bali Tribune
Diposting : 13 March 2020 08:24
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ ISOLASI - Ruang Isolasi PDP di Sal Anggrek RSU Negara.
Balitribune.co.id | Negara - Untuk pertamakanya publiK Jembrana dihebohkan terkait informasi adanya warga Jembrana yang terpapar virus corona, Rabu (12/3) malam. Video amatir petugas dari salah satu rumah sakit swasta tengah menurunkan pasien dari ambulans menuju ruang isolasi RSU Negara dengan menggunakan APD lengkap beredar luas dari jejering media sosial.
 
Selain video yang tampak berisi ketegangan tersebut, beredar pula beberapa screenshot percakapan media perpesanan online whatsapp. Screenshot tersebut berisi chat grup yang mencantumkan nama salah satu rumah sakit swasta yang merujuk pasien tersebut. Ada sejumlah nama dokter yang ikut bergabung dalam obrolan tersbut dan dinyatakan ada pasien susfect corona yang sempat dirawat salah satu ruangan rawat inap di rumah sakit swasta tersebut lalu di rujuk ke RSU Negara. Chat tersebut membuat warga panic.
 
Beberapa saat setelah beredarnya informasi di media social tersebut, beredar klarifikasi dari Direktur UPTD RSU Negara, dr. I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata yang menyatakan pernyataan dalam video tersebut salah. Pasien tersebut tidak susfect corona, namun pasien dalam pengawasan (PDP) karena gejala dan memiliki riwayat berpergian keluar negeri. Pihak RSU Negara bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana Kamis (12/3) langsung memberikan keterangan resmi terkait dengan adanya pasien yang dalam pengawasan tersebut.
 
Dokter yang merawat pasien tersebut, dr. Nara Kusuma Wirawan, Sp.PD menyatakan awalnya pasien tersebut berjenis kelamin perempuan berusia 62 tahun. Pasien mengeluh demam, batuk pilek dan sesak sejak Jumat (6/3) lalu. “Pasien ini ternyata memiliki riwayat berpergian keluar negeri melaksanakan umroh dari 20 Februari 2020 dan baru datang Senin (9/3),” ujarnya. 
 
Menurutnya pasien tersebut juga sempat ransit di Singapura pada Minggu (8/3).  Pertama kali dirawat di salah satu rumah sakit swasta pada Selasa (10/3).  “Karena ada riwayat dan memenuhi kreteria dalam pengawasan untuk casus Encovid, dilakukan rujukan. Seharusnya ke rumah sakit rujukan (RSUP Sanglah Denpasar, RS Tabanan, RS Sanjiwani), tapi sudah menghubingi rumah sakit rujukannya, RS Tabanan gedung belum siap, d RSUP Sanglah penuh, RS Gianyar ruang isolasinya sedang terpakai pasien yang diawasi. Dengan pertimbangan Dinas Kesehatan Provinsi, akhirnya di isolasi di RSU Negara ” paparnya. 
 
Menurutnya, kondisi pasien kini sudah membaik. “Untuk kilinis sudah membaik, dari awalnya pasien demam, sudah tidak ada demam, intake yang sangat kurang sekarang sudah membaik. Hanya masih ada gejala batuk,” jelasnya. 
 
Untuk memastikan status pasien positif atau negative corona, harus dialakukan pemeriksaan VCR di Laboratorium. “Kita akan berkordinasi dengan dinas provinsi karena di RSU Negara belum pernah mengerjakannya,” tegasnya. 
 
Sedangkan pasien dirawat di ruang isolasi Sal Anggrek dengan prosudur pasien dengan infeksi paru pada umumnya. “Hanya yang kita pikirkan, bagaimana proses safety untuk isolasinya seperti menggunakan APD khusus. Peratwatannya sama menangani penyakit paru seperti infeksi para pada umumnya,” tandasnya. 
 
Kabid Pelayanan Medik (Yanmed) RSU Negara, dr. I Gede Ambara Putra menyatakan orang-orang yang pernah kontak juga harus dipantau. Pihaknya mengakui RSU Negara belum memiliki tenaga laboratorium yang terlatih mengambil sampel untuk kasus corona dan fasilitas seperti alat dan reagensia juga tidak ada.