Gianyar, Bali Tribune
Meski petugas kebersihan sudah digandakan selama hari raya Kuningan, namun masih saja ada sampah menggunung yang belum terangkut. Seperti pemandangan yang terjadi di Desa Blahbatuh, Gianyar, tumpukan sampah upacara dibiarkan menggunung hingga Selasa (20/9).
Pantauan Bali Tribune, tumpukan sampah sisa upacara terlihat di sejumlah titik di Jalan Serma Derya, Blahbatuh. Dua bak sampah yang disediakan sudah tidak lagi bisa menampung volume sampah yang banyak. Akibatnya, sampah berceceran hingga meluber ke pinggir jalan. ”Sejak hari raya Kuningan tidak ada petugas yang mengangkutnya. Baunya mulai menyengat dan sangat mengusik,” terang Ni Made Astiti, sorang ibu rumah tangga di Blahbatuh.
Pemandangan yang sama juga terlihat di jalan Kapten Japa, Blahbatuh. Di lokasi itu gunungan sampah dibiarkan terus menumpuk berderet di pinggir sepanjang lima meter lebih. Tumpukan sampah ini menjadi keluhan sejumlah warga, selain bau yang menyengat, bila terus dibiarkan kondisi ini sangat menggangu estetika. “Takutnya kalau hujan turun lagi, sampah ini akan hanyut ke selokan dan badan jalan,” ucap warga Made Hendrawan.
Perbekel Desa Blahbatuh A.A. Ngurah Kapidada membenarkan kondisi itu. Disebutkan, ada sejumlah kendala yang dihadapi pihaknya dalam penananganan sampah tersebut. Diantaranya, Armada kebersihan Desa Blahbatuh yang juga libur selama hari raya. “Kami hanya memiliki satu truk sampah, dan tenaganya warga lokal. Mereka juga libur selama hari raya ini,” jelasnya.
Perbekel yang akrab disapa Gung Pidada ini menjelaskan, volume sampah juga membludak selama hari raya. Beluam lagi kepadatan penduduk di Desa Blahbatuh yang mencapai 1900 KK. Di desa setempat juga memiliki dua pasar. “Kami akan evaluasi lagi, karena pelayan sampah kerap di luar kendali kami,” tegaasnya.