Sandi: Pertumbuhan Ekonomi Tidak Dirasakan Rakyat, Jokowi Jangan Kufur Nikmat | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 04 Desember 2024
Diposting : 14 April 2019 00:24
zar - Bali Tribune
Bali Tribune

Balitribune.co.id | Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 persen belum bisa dirasakan oleh masyarakat. Hal itu disampaikan saat menyampaikan visi-misi dalam Debat Kelima Pilpres di Hotel Sultan, Jakarta.

"Kami lihat langsung dari masyarakat bawah kita perlu kerja keras. Ekonomi yang tumbuh sekarang belum dirasakan masyarakat karena lapangan kerja belum tercipta," jelasnya.
Sandiaga menyebut Indonesia berada dalam jebakan pertumbuhan ekonomi 5 persen. Lalu dia mencontohkan curahatan warga di Medan saat dirinya melakukan kampanye ke daerah. Warga tersebut mengeluhkan kondisi perekonomian saat ini.
"Pertumbuhan ekonomi 5 persen atau jebakan 5 persen dikeluhkan Ibu Nur Janah dari Medan. Ibu ini mengaku pembeli di tokonya sepi," sebutnya.
Untuk itu menurutnya pertumbuhan ekonomi harus digenjot di atas 5 persen. Dengan begitu lapangan pekerjaan akan lebih banyak tercipta. Di samping itu dia bakal memastikan terjangkaunya harga-harga kebutuhan pokok agar masyarakat tidak terbebani.
Menjawab hal ini calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen mesti disyukuri. Sebab, angka tersebut tergolong baik di tengah kondisi global yang sulit.
"Di tengah ekonomi global yang sulit, di tengah ekonomi global yang turun, negara kita bisa bertahan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Ini yang harus kita syukuri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," katanya.
Jokowi melanjutkan, hal lain yang mesti disyukuri adalah angka kemiskinan yang turun dari double digit menjadi single digit dan angka pengangguran yang turun dari sebelumnya dari 5,9 persen menjadi 5,3 persen.
"Angka-angka yang sudah kita miliki, kita tahu angka kemiskinan sudah berada pada angka satu digit, sebelumnya dua digit. Ini harus disyukuri, pengangguran juga turun dari 5,9 persen jadi 5,3 persen ini juga harus kita syukuri," terangnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen. Angka ini meleset dari target sebesar 5,4 persen. Namun, bila dibandingkan angka ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,07 persen.