
balitribune.co.id | Bangli - Sejumlah penghuni kost di wilayah Desa Metra, Kecamatan Tembuku, Kabuaten Bangli diduga mengalami keracunan pada Senin (20/5) malam. Para penghuni kos tersebut diduga mengalami keracunan setelah usai menyantap kan pindang. Mereka akhirnya dilarikan ke puskesmas untuk mendapat penanganan.
Informasi yang terhimpun, ada 8 orang yang diduga mengalami keracunan. Mereka yakni Gede G (20), Gede A (21), Komang M (19), Sang Ketut P (18) Komang S (19), Komang WV (20), dan Kade PP (20). Diketahui jika mereka merupakan siswa lembaga pelatihan yang tinggal di rumah kost. Kejadian berawal saat 8 orang tersebut makan bersama dengan menu ikan pindang.
Kronologis kejadian bermual pada Minggu (19/5/2024) Kadek PP asal Buleleng membawa ikan pindang. Ikan tersebut dimasak dan disantap. Ada sekitar 6 ekor ikan yang belum diolah. Ikan tersebut kemudian dibawa Sang Ketut P. Ikan tersebut kemudian direndam dengan air. Kemudian pada Senin petang, ikan tersebut dipanggang. Ke 8 orang tersebut makan bersama. Selang 30 menit usai maka, ada 6 orang yang mengaku pusing dan mual. Mereka yang kondisi pusing dan mual lantas dibawa ke puskesmas.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Bangli I Nyoman Sudarma saat dikonfirmasi mengatakan, pada Senin malam sekitar pukul 21.07 wita, IGD Peskesmas Tembuku II menerima pasien dengan keluhan mual, muntah, punsing dan ruam demam. Ada 8 orang yang datang ke Puskesmas, yang mana memiliki riwayat memakan ikan bakar. "Dari 8 orang, 2 di antaranya langsung pulang karena kondisi umum bagus. Sedangkan lainnya menjalani perawatan di Puskesmas. Tapi hari ini (Selasa) mereka sudah dipulangkan," ujarnya, Selasa (21/5).
Menyikapi kejadian tersebut, Diskes Bangli turun untuk melakukan penyelidikan. Selain itu dilakukan pengambilan sisa makanan, muntahan dan lainnya.
"Sampel sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Bali untuk diteliti, dari hasil LAB akan diketahui penyebab pastinya.” kata I Nyoman Sudarma
Dinas melalui Puskesmas juga melakukan sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam upaya pencegahan terjadi keracunan makanan ke depannya.