Diposting : 10 November 2018 21:33
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Bangli, BALI TRIBUNE - Dari 68 desa yang ada diwilayah kabuapten Bangli, sebanyak sebelas desa belum memilki Badan Usaha Milik Desa (BUMdes). Dari jumlah tersebut beberpa desa sedang melakukan persiapan untuk membentuk BUMdes.
Hal tersebut diungkapkan Kasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Dinas Perberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Bangli I Gusti Ngurah Agung Alit, Jumat (9/11). Mengacu pada data sampai bulan Oktober dari 68 desa yang ada baru 57 desa yang memilki BUMdes. Untuk kecamatan Bangli yang terdiri dari 5 desa, semua desa sudah memilki BUMdes, begitupula Kecamatan Tembuku yang terdiri dari 6 desa buku semua desa sudah memilki BUMdes. Sementara Kecamatan Susut yang terdiri dari 9 desa 2 desa yakni desa Selat dan Sulahan belum memiliki BUMdes. Sementara Kecamatan Kintamani yang terdiri dari 48 desa sebanyak Sembilan desa yakni, Binyan, Bunutin, Ulian, Dausa, Satra, Sekardadi, Mengani, Bonyoh dan Pinggan belum memilki BUMdes. ”Ada desa sedang proses persiapan untuk membentuk BUMdes seperti Desa Sulahan, Kecamatan Susut,” jelas Gusti Ngurah Agung Alit.
Pejabat asal Klungkung ini tidak menampik kalau ada beberapa BUMdes mengahadapi permasalahan sehingga tidak bisa beraktifitas alias macet. Ia mencontohkan BUMdes Desa Songan A dan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani. Dimana pengurus kedua BUMdes tersebut terbelit masalah hukum.
BUMdes yang ada dominan bergerak di bidang usaha simpan pinjam dan ada pula yang bergerak di bidang usaha pertokoan, unit pasar desa dan usaha penyedia sarana produksi pertanian. “Bahkan kini banyak BUMdes bergerak di bidang pariwisata, salah satunya BUMdes Tembuku yang mulai mengelola obyek wisata Tukad Cepung,” ujarnya.
Untuk menumbuhkembangkan BUMdes tidak terlepas dari penyertaan modal dari desa. Untuk penyertaan modal diatur dalam Peraturan Desa (Perdes) Sementara untuk sistem kerja BUMdes diatur lewat AD/ART. “Kami di dinas lewat tim sering turun melakukan pembinaan-pembinaan demi kemajuan BUMDes,” jelasnya.
Ia menambahkan yang membanggakan yakni karena perkembanganya yang begitu pesat BUMdes Landih dan Pengootan dijadikan BUMdes percontohan. “Banyak tamu dari luar daerah khusus datang ke 2 BUMdes tersebut untuk melakukan study tiru,” kata Gusti Ngurah Agung Alit. sam