
balitribune.co.id | Bangli - Fenomena alam berupa semburan belerang kembali terjadi di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli. Semburan belerang pertama kali terpantau di wilayah Sekeda dan terus meluas hingga ke beberapa wilayah perairan seputran Danau Batur.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan I Wayan Sarma saat dikonfirmasi membenarkan fenomena alam berupa semburan belerang yang terjadi di danau Batur.
”Semburan belerang memang kerap terjadi di danau Batur dan ini merupakan siklus tahunan, kadang terjadi pada bulan Juli atau September,” ujarnya, Minggu (13/7).
Kata Wayan Sarma, semburan belerang terpantau terjadi sejak tanggal 8 Juli 2025 kemarin di wilayah perairan Seked dan samapi saat ini telah meluas hingga perainan Toyobungkah, Songan Terunyan dan Abang.
”Kondisi ini mempengaruhi warna air danau yang nampak keputihan akibat semburan belerang,” jelasnya.
Lanjut Wayan Sarma, atas kondisi yang terjadi pihaknya telah turun dan mengambil tindakan berupa himbauan kepada masyarakat pembudidaya ikan agar tidak memberikan pakan ikan selama perubahan air masih berlangsung. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekati Kueamba Jaring Apung (KJA) agar ikan bisa mengambil oksigen ke permukaan air.
”Kami juga mengimbau masyarakat agar sesegera mungkin memanen ikan yang sudah bisa di panen untuk menghindari terjadi kerugian yang lebih besar,” ungkapnya.
Disinggung apakah seburan belerang yang terjadi akan mempengaruhi produksi ikan, kata Wayan Sarma jika semburan belerang terjadi dalam kurun waktu yang lama yakni 7 sampai 10 hari akan menyebabkan terjadi kematian pada ikan.
“Dari hasil pemantauan oleh petugas kami di lapangan, sejauh ini belum ditemukan terjadinya kematian ikan baik itu di KJA maupun di perairan umum,” ungkap Wayan Sarma.