Seminar Hasil Travel Vaganza 7, Upaya Promosi Desa Wisatadan Pengenalan Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan Poltekpar Bali | Bali Tribune
Diposting : 13 June 2022 07:01
RED - Bali Tribune
Bali Tribune / SEMINAR - Mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan Angkatan 2019 Politeknik Pariwisata Bali sukses gelar Seminar Hasil Aplikasi Manajemen Travel Vaganza 7, Sabtu (21/5) di Gedung MICE Widyatula, Politeknik Pariwisata Bali.

Balitribune.co.id | Denpasar – Mahasiswa  Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan Angkatan 2019 Politeknik Pariwisata Bali sukses gelar Seminar Hasil Aplikasi Manajemen Travel Vaganza 7.

Direktur Politeknik Pariwisata Bali, Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes turut membuka acara seminar hasil secara langsung di Gedung MICE Widyatula, Politeknik Pariwisata Bali.

“Seminar Hasil Aplikasi Manajemen MBP 2019 merupakan hasil dari kegiatan Travel Vaganza 7, sebagai bentuk aplikasi dari semua mata kuliah yang telah diperoleh oleh mahasiswa/i Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan 2019 selama 6 semester, dimana kegiatan ini dirancang dalam bentuk full day tour yakni The Pantoura yang merupakan akronim dari Painting, Tour & Adventure” ungkapnya.

Aplikasi Manajemen Travel Vaganza 7 yang bertajuk The Pantoura (Painting Tour, and Adventure) telah sukses diselenggarakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2022 lalu. Kegiatan ini diikuti oleh total 45 peserta yang terdiri dari Siswa/I SMA/SMK Pariwisata di Kabupaten Badung dan Denpasar serta Tiktok Content Creator, Anggi Daulay atau yang lebih dikenal dengan Si Botak Cantik.

Felix Tonda, perwakilan mahasiswa Prodi Manajemen Bisnis Perjalanan 2019 sekaligus Ketua Aplikasi Manajemen mengatakan, Travel Vaganza 7 dilatarbelakangi transisi dari masa Pandemi menuju Endemi COVID-19 yang memberikan peluang bagi masyarakat untuk berwisata/melakukan kegiatan perjalanan kembali.

“Tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan minat wisatawan untuk melakukan perjalanan sekaligus upaya untuk mempromosikan desa wisata secara digital melalui sosial media. Melalui kegiatan The Pantoura kami juga memperkenalkan Politeknik Pariwisata Bali kepada masyarakat umum khususnya Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan kepada para siswa SMA maupun SMK Pariwisata sebagai calon mahasiswa” ungkapnya.

Desa wisata merupakan salah satu alternatif kebangkitan pariwisata yang mengangkat ciri khas dari produk wisata lokal. Pemilihan desa wisata dalam komponen tour ini juga mendukung konsep industri pariwisata yang berkelanjutan. Berbeda dengan tour pada umumnya, The Pantoura mengkombinasikan dua desa wisata sebagai destinasi utama yakni Desa Sayan di Kabupaten Gianyar dan Desa Sibetan di Kabupaten Karangasem yang menawarkan pengalaman wisata unik dan berbeda.

Desa Sayan ditetapkan menjadi desa wisata rintisan pada tahun 2020 dan saat ini telah menjadi desa wisata berkembang. Mahasiswa/i Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan Angkatan 2019 juga ikut berperan dalam pengembangan desa wisata ini. Terbukti dari beberapa kegiatan praktek seperti pengemasan produk wisata, penyusunan paket wisata serta operasional tour beberapa kali dilaksanakan di Desa Sayan. Dalam tour The Pantoura, setelah mengikuti Talkshow #feelthesayansation, peserta diberikan edukasi mengenai Aliran Seni Lukis Young Artist yang dipelopori oleh Arie Smith pada tahun 1960-an serta berkesempatan untuk belajar melukis secara langsung bersama seniman Desa Sayan yang bertempat di The Mansion Resort.

Perbekel Desa Sayan, I Made Andika, S.Kom dalam acara seminar Hasil APM Travel Vaganza 7 mengaku sangat senang dan berterima kasih karena Prodi MBP telah beberapa kali mengadakan kegiatan di Desa Sayan termasuk Travel Vaganza 7 yang bertajuk The Pantoura ini. “Kerja sama yang baik dengan Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan berdampak sangat besar terutama dalam pengemasan produk wisata sehingga Desa Wisata Sayan semakin berkembang walaupun ditengah pandemi COVID-19” ungkapnya.

Seminar hasil ini juga menghadirkan Ketua Pokdarwis Desa Sibetan, I Nengah Sudariyana yang merupakan bagian dari GunGGung Adventure, tour supplier yang telah bekerjasama dalam kegiatan Travel Vaganza 7.

“Sangat senang sekali karena Travel Vaganza 7 memilih Desa Sibetan sebagai destinasi dalam tour The Pantoura. Disamping bisa memperkenalkan Desa Sibetan beserta aktivitas yang dapat dilakukan, juga memperkenalkan perkebunan salak lebih dalam.  Peserta dapat terlibat langsung dengan masyarakat dan diberikan edukasi tentang budidaya salak mulai dari pembibitan, perawatan, dan pasca panen. Dari kegiatan ini, mudah mudahan Desa Wisata Sibetan dan kegiatan kami (GunGGunG Adventure) semakin dikenal oleh masyarakat luas” ungkapnya.

Desa Sibetan merupakan desa dengan perkebunan salak terbesar di Bali dan menjadi ikon Kabupaten Karangasem. GungGunG Adventure terbentuk menjadi media yang berawal dari ide masyarakat lokal dan Pokdarwis untuk memperkenalkan perkebunan salak Sibetan dengan cara yang berbeda. Ketut Suarjana, Penasehat Pokdarwis Desa Sibetan (GungGung Adventure) mengatakan, ide tersebut muncul pada tahun 2013.

“Sebagian besar objek wisata di Desa Wisata Sibetan sulit dijangkau dengan mobil biasa. Kemudian anggota Pokdarwis yang terdiri dari penggiat homestay, kuliner, atraksi seni, dan lainnya berinisiatif untuk menyusun kegiatan wisata ke kebun salak yang dikombinasikan dengan petualangan menggunakan jeep. Aktivitas wisata yang disusun oleh GungGunG Adventure juga melibatkan seluruh partisipasi aktif dari masyarakat lokal” ungkapnya.

Koordinator Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan, Ni Putu Evi Wijayanti, SE., M.Par.,CEE dalam laporan kegiatan acara Seminar Hasil Travel Vaganza 7 mengatakan, The Pantoura telah berkontribusi dalam promosi secara langsung maupun digital dari berbagai destinasi yang dikunjungi di Desa Sayan dan Desa Sibetan.

“Selain memasarkan produk wisata lokal, peserta dalam kegiatan The Pantoura juga mendapat edukasi mengenai aliran seni lukis Young Artist di Desa Sayan serta agrowisata salak di Desa Sibetan. Terbukti dari hasil kuesioner, responden menyatakan bahwa keberlangsungan kegiatan ini secara umum berjalan dengan sangat baik, memberikan informasi dan pengalaman yang berkesan bagi peserta, serta bermanfaat bagi Desa Wisata Sayan dan Desa Wisata Sibetan dalam mempromosikan produk wisatanya” ungkapnya.