
balitribune.co.id | Denpasar - Keberagaman seniman tari di Denpasar warnai dunia seni Bali. Keberadaan penari tradisional harmonis dengan penari dance cover K-pop.
Seni tari jadi bidang seni yang banyak digandrungi kaum muda Denpasar. Genrenya pun tak bisa dihitung jari, dari ballet, kontemporer, tradisional, hingga yang terbaru K-pop dance cover.
Tari tradisional dan K-pop dance cover misalkan, jadi kebanggaan generasi muda di Denpasar.
Seiring dengan berkembangnya penggemar musik K-Pop, genre musik asal Korea Selatan, pendengarnya pun banyak beralih menjadi penari dance cover. Sederhananya, K-pop dance cover adalah sebuah upaya seorang penggemar meniru gerakan tari idola mereka. Sementara itu, minat muda-mudi Denpasar pada tari tradisional Bali tak tergoyahkan.
Pada (8/5), wartawan Bali Tribune berkesempatan untuk mewawancarai dua seniman kaya talenta asal Denpasar.
Pande Kadek Damara Ega Komalasari (22) adalah seorang seniman tari tradisional yang sudah meniti kariernya sejak ia masih dibangku Sekolah Dasar. Ketertarikannya pada dunia seni telah turun-temurun dialirkan oleh kedua orangtuanya, yang juga seorang penari. Darah seni itu kemudian terpupuk dalam dirinya. Atas kecintaan itu, ia menancapkan gas tidak hanya ke panggung menari, tetapi ia juga rutin merambah bidang seni lain seperti nyanyian dharma gita atau hingga sebagai seorang penyanyi lagu bergenre pop.
Damara Ega melebarkan kancahnya ke berbagai lomba-lomba daerah hingga acara hiburan. Ia sukses membawa pulang penghargaan juara berbakat tari Trunajaya di RRI Bali pada tahun 2016, serta kejuaraan-kejuaraan lain. Selengkapnya, ia juga rutin diundang untuk mengisi acara hiburan di hotel-hotel.
Ia membeberkan, bahwa sebagai seorang pemudi Bali, ia memiliki rasa tanggung jawab tinggi untuk melestarikan tari tradisional serta memperkenalkan budaya Bali pada masyarakat luas. Hal tersebut juga berkaitan dengan kebudayaan Bali yang dekat dan lekat sebagai identitasnya.
Menari Bali juga membantunya membangun rasa percaya diri, sebab saat ditugaskan untuk manggung dan menjadi pusat perhatian banyak orang, seni tari jadi hal yang bisa membantunya mengasah mental. Meski banyak tantangan yang harus diterjangnya sebagai seorang seniman, Damara Ega mengaku bahwa ia pantang menyerah untuk mengembangkan talenta yang ada dalam dirinya.
Disinggung tentang keberadaan tari modern dan dance cover K-pop yang kini tengah menjamur dikalangan anak muda, ia membeberkan bahwa ia memang merasa tertandingi, terlebih mereka sering menjadi pesaingnya diberbagai pentas atau kejuaraan. Meski begitu, ia tetap mengapresiasi penari-penari modern yang menurutnya dihadiahi dengan kemampuan menari yang begitu ciamik.
"Tak bisa dipungkuri, gerakan-gerakan tarian modern itu rumit dan gerakannya sulit untuk didefinisikan, menurut saya mereka hebat," katanya.
Di kesempatan yang berbeda, seorang anggota dari grup D'light dance cover, yakni Ni Nyoman Triyunita (26) membagi sedikit pengalamannya menggeluti seni tari yang berfokus pada K-pop dance cover. Grup yang sudah berdiri sejak tahun 2015 ini dibentuk karena para anggotanya menginginkan akses untuk menyalurkan hobi mereka untuk menari. Begitupula wadah bagi orang-orang yang memiliki visi dan misi yang serupa.
Menariknya, meski grupnya berkutat pada genre dance cover K-pop, banyak dari anggotanya yang merupakan penari Bali juga. Kontras dari pengakuan Damara Ega, Triyunita menganggap bahwa eksistensi tari tradisional dan dance cover K-pop bisa hidup dengan berdampingan. Tentunya, kedua genre tari tersebut memiliki makna dan esensi berbeda yang tak bisa dibandingkan dengan satu sama lain.
"Jadi menurut saya kehadiran K-pop dance cover tidak bisa mengancam keberadaan tari Bali. Karena mereka, 'kan merupakan dua hal cakupannya berbeda," ungkapnya.
Bersama anggotanya yang lain, D'light Dance Cover telah menoreh berbagai penghargaan bergengsi. Di antaranya meriah posisi pertama di sebuah kejuaraan yang diadakan oleh Indihome TV di Jakarta, Parade Kreativitas Anak kategori KPOP Dance Cover pada tahun 2018, serta peringkat kedua di acara Youth Revival Dance Competition kategori KPOP Dance Cover pada tahun 2022.
Lewat tari dan gerakan, para seniman ini bisa bebas mengekspresikan diri, serta melestarikan seni Bali yang semakin berkembang. Mereka menyentuh hati penonton dengan keluwesan dan kreativitas yang diwujudkan pada berbagai gerakan.
Kedua seniman ini berharap mereka semakin diberi kesempatan oleh pemerintah serta diapresiasi kehadirannya dalam mengembangkan seni Bali. Membawa seni tari ke luar negri dan memamerkan keunikan budaya Bali ke panggung internasional.