BALI TRIBUNE - Para pengungsi yang tinggal di posko pengusian khususnya yang berada di luar wilayah Karangsem berharap kehadiran Bupati karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri. Kehadiran itu oleh warga dimaksudkan agar Bupati bisa mengetahui secara langsung kondisi mereka di daerah pengungsian.
Demikian harapan yang dilontarkan salah seorang pengungsi asal Br. Alasngandang Desa Pempatan Rendang di Posko Pengungsian Kayuambua, Susut Bangli, Selasa (3/10) kemarin.
“ Sudah hampir sepuluh hari dipengungsian tidak satupun pejabat datang kesini menengok warganya yang sedang dirundung masalah yang pelik ini, “ ujarnya.
Kata Terus , sejauh ini pejabat yang datang ke posko itu hanyalah perangkat Desa Pempatan dan salah seorang wakil rakyat asal Karangasem.
“ Kami maklum bupati kami sedang sibuk – sibuknya , namun luangkanlah waktu menengok kami di tenda pengungsian ini,” keluhnya.
Sambil tersenyum Terus mengaku malah pejabat dari Bangli yang rutin turun ke posko pengungsian dimaksud. “Bahkan Bapak Bupati I Made Gianyar sempat meluangkan waktu mengunjungi kami disini,” ucapnya.
Lanjut dikatakan Terus, tentunya dengan kehadiran Bupati Sumatri menengok mereka setidaknya, mampu memberikan support dan dukungan moril bagi warga Karangasem di pengungsian.
“ Kami disini semua berharap banyak kehadiran Ibu Bupati ,“ harapnya
Sementara pantauan Bali Tribune di Posko Pengusian Banjar Kayuambua siang kemarin. Jumlah pengungsi mulai berkurang seiring pulangnya sebagian warga ke rumah mereka di Desa Pempatan, Rendang.
“ Sebagian pengungsi sudah ada yang pulang , yang masih tinggal disini para lansia , anak- anak dan ibu- ibu yang menunggu anaknya sekolah ,“ sebut Terus.
Mengisi waktu luangnya, mereka yang masih bertahan di posko pengungsian itu memilih untuk membuat kelengkapan sarana upacara. Maklum, pada rahina Purnama Kapat, Kamis (5/10) nanti akan dilangsungkan Piodalan di Pura Puseh Baleagung Desa Pempatan.
“Untuk janur kami membeli di pasar Kayuambua dan jejahitan untuk banten kami bawa langsung dari sini sehingga di kampung hanya tinggal sembahyang saja,“ ungkap seorang ibu, Nengah Nasih.
Ia berharap, dengan dilaksanakannya piodalan dimaksud Ida Bhatara yang berstana di pura Puseh lan Bale Agung menganugerahi keselamatan serta kerahayuan bagi mereka.