balitribune.co.id | Bangli - Melihat suami menari dengan penari joget, membuat Ni Budi P (19) cemburu berat. Ujung-ujungnya petani asal Banjar Buluh Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Sabtu (4/1) sekitar pukul 18.00 Wita.
Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian tragis ini bermula pada Jumat (3/1) di dekat rumah korban ada upacara tiga bulanan. Upacara diisi dengan kegiatan hiburan berupa pementasan tari joget. Saat itu suami korban I Wayan D (21) kedapatan oleh korban sedang menari dengan salah satu penari joget. Melihat hal tersebut korban mendekati suaminya dan mengasi uang untuk nyawer penari joget. Setelah larut malam korban dan suami pulang ke rumah.
Pada esok sore hari, Sabtu (4/1) pukul 17.00 Wita korban terlihat masih memberi makan ternak babi yang lokasinya tidak jauh dari rumah korban. Sekitar pukul 18.00 Wita Nyoman Parwata pergi ke tegalan untuk Menyemprot lahan. Saat melewati kandang, Nyoman Parwata melihat korban tergantung di pohon waru menggunakan seutas tali plastik warna biru. Selanjutnya Nyoman Parwata berteriak minta tolong, dan selang beberapa menit pihak kelurga datang dan selanjutnya menurunkan korban dalam kondisi meninggal dunia. Kemudian peristiwa tersebut dilaporkan ke Polsek Kintamani.
Kapolsek Kintamani Kompol I Nengah Sukerna saat di konfirmasi membenarkan kasus bunuh diri tersebut. “Mendapat laporan adanya kasus bunuh diri petugas bersama tim medis langsung turun ke TKP,” ungkapnya, Minggu (5/1).
Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Kintamani 2 ditemukan luka jerat di leher sepanjang 27 cm dimulai dari keher belakang kanan sampai bawah telinga kiri serta tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jazad korban. ”Kasus ini murni bunuh diri dan pihak keluarga menyatakan menerima meninggalnya korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Untuk motif, diduga karena korban cemburu melihat suaminya menari joget,” kata Kompol Sukerna.