Singaraja, Bali Tribune
Pemprov Bali terus berupaya menyeimbangkan ketimpangan pembangunan yang terjadi antara wilayah Utara dan Selatan pulau ini. Penyeimbangan dimaksud diimplementasikan melalui berbagai program Bali Mandara dan program pembangunan infrastruktur yang diusulkan ke Pemerintah Pusat.
Demikian disampaikan oleh Gubenur Bali Made Mangku Pastika saat membuka Simakrama bersama masyarakaat Buleleng di Gedung Kesenian Gde Manik Jl. Udayana, Buleleng, Sabtu (30/4) lalu.
Menurut Gubernur Pastika, sejumlah perencanaan pembangunan guna percepatan keseimbangan Utara dan Selatan telah ia koordinasikan ke pemerintah pusat. Diantaranya adalah pembangunan Jalur Short Cut Utara-Selatan Bali dan Bandara Internasional Bali Utara.
Dia menjelaskan, terkait jalur short cut yang pembangunannya ditujukan untuk mengurangi waktu dan jarak tempuh serta mengurai kemacetan, dipastikan akan segera terwujud karena sudah masuk dalam Musyawarah Perncanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) dan akan dibiayai oleh pemerintah pusat. Sedangkan untuk pembangunan bandara baru, Pemprov tengah menjajakinya dengan investor dari Kanada yaitu Air ports Kinesis Consulting (AKC). “Walaupun kami sudah melaksanakan berbagai program dalam Pogram Unggulan Bali Mandara dan pembangunan infrastruktur yang sudah kami usulkan kepusat, itu belum cukup, karena harus dibarengi dengan penyiapan usaha lainnya yakni lapangan pekerjaan dan investasi. Oleh karena itu saya minta masyarakat kooperatif dan tidak antipati kepada investor, tidak semua investor bisa berbuat jahat asalkan kita kendalikan. Mari kita semua bekerjasama, saya ingin Buleleng kembali maju seperti dulu. Mari berpikir positif dan sambut dengan optimis, saya yakin Buleleng bisa mengejar ketertinggalan,” cetus Pastika.
Selanjutanya Pastika juga mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Kota Singaraja menjadi kota pendidikan. Ia juga mengatakan pada saat ini tengah berupaya untuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terkait ijin membuka fakultas kedokteran di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). “Natinya akan banyak mahasiswa dari luar yang belajar disini,” harap Pastika. Secara khusus Pastika juga mengungkapkan keinginannya pada Bupati Bueleng Putu Agus Suradnyana untuk mendirikan satu sekolah lagi di Kabupaten di Bali Utara tersebut. Bupati Agus Suradnyana yang hadir lengkap bersama Wakil Bupati Nyoman Sutjindra dan jajaran SKPD Pemkab Buleleng pada kesempatan itu menyatakan komitnennya untuk mengejar ketinggalan Buleleng dari kabupaten lainnya di Bali.
Dia juga menyampaikan harapannya kepada Pastika agar Pemprov dapat menjadikan kabupaten dengan 9 kecamatan itu sebagai prioritas pembangunan. Hingga saat ini, sejumlah program unggulan pemprov telah diluncurkan di Bumi Panji sakti ini seperti Gerbangsadu Mandara sebesar 79 milyar, Simantri 13 milyar , bedah rumah sebanyak 3506 unit dan pastinya jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). Simakrama kali ini memperoleh antusias tinggi dari masyarakat. Diantaranya disampaikan oleh Made Sedana Sari warga desa Panji Sukasada, yang mempertanyakan program-program apa saja yang sudah dilaksanakan oleh Pemprov Bali dalam mengatasi ketimpangan Bali utara dan selatan.
Menanggapi pertanyaan tersebut Gubernur Pastika menjelaskan melalui Program Bali Mandara dan bantuan-bantua langsung sudah menyasar daerah-daerah kantung kemiskinan untuk menurunkan angka rata-rata kemiskinan di Buleleng yang masih tinggi, sebagai awal pembangunan di Buleleng. Dari 14 indikator kemiskinan yang ditetapkajn BPS, Pastika mengatakan harus mulai diselesaikan satu persatu . Warga Buleleng lainnya, IGMB Putu Awan, menyampaikan permasalahan arena Tajen yang diharapkan bisa di Perdakan, sehingga bisa dilakukan secara legal. Selain itu, Putu Awan juga mengharapkan pembangunan infrastruktur terutama pembangunan jalan shortcut, dan pembangunan RS Pratama di Kubutambahan bisa segera dibantu direalisasikan.
Menanggapi masalah arena Tajen, Gubernur Pastika secara pribadi mengaku tidak pernah setuju akan keberadaan Tajen, dan dari segi hukum pun menurutnya memang termasuk judi. Untuk itu Ia berharap pihak kepolisian mengambil sikap tegas, agar menindak masyarakat yang melakukan Tajen. “Saya tidak pernah mendukung tajen, semenjak saya masih jadi Kapolda Bali hingga sekarang, tajen itu melanggar hukum, melanggar kesucian pura dan umat Hindu, serta menyengsarakan rakyat, saya sudah mengalami sendiri, mari kita renungkan itu,”katanya. Bukan itu saja terkait Tajen, Pastika juga menyoroti Tajen berkedok penggalian dana pembangunan pura. “Ada juga Pura yang dibangun dari hasil tajen, dimana letak kesuciannya. Kalau tabuh rah itu beda, saya sebagai umat Hindu bisa bedain,”ucapnya.
Menyoal pembangunan RS Pratama di Kubutambahan Pastika mengaku sangat setuju, karena keberadaannya memang sangat diperlukan bahkan kalau bisa tiap tahun ada dibangun RS Pratama di Bali guna mendukung masyarakat di bidang kesehatan. “Asalkan Kabupaten siap biaya operasional dan tenaga ahli, saya sangat setuju,” imbuhnya lagi. Dukungan terhadap program Bali Mandara disampaikan, Nyoman Wita, yang dirasa sangat memihak masyarakat kecil. Namun program yang bagus itu menurutnya terkadang menuai hambatan ditingkat teknis, sehingga masyarakat pun tidak bisa menikmati kebaikan program itu. Mendengar permasalahan tersebut, Gubernur Pastika menghimbau RS di Buleleng bisa memberikan pelayanan yang baik, walaupun seperti diketahui petugas harus melayani pasien yang sangat banyak. “Terkadang banyak yang salah persepsi, kalau JKBM itu gratis. Saya sampaikan JKBM tidak gratis, iya pasien gratis, tetapi yang bayar pemerintah, jadi tetap harus memberikan pelayanan yang bagus,” tegas Pastika.
Tidak kalah menarik, masalah seputar Bantuan Keuangan Khusus (BKK) pun disampaikan beberapa warga. Diantaranya disampaikan Jero Bendesa anturan, Ketut Mangku Ginaning,yang berharap BKK dari Pemprov bisa ditingkatkan jumlahnya. Hal serupa disampaikan Perbekel Desa Galungan Gede Ariono, yang berharap Pemprov bisa mengakomodir lagi satu usulan program pembangunan desa, disamping yang sudah diajukan ke Kabupaten pada MusrenbagDes. Menanggapi harapan itu Gubernur Pastika mengaku akan memeriksa kembali, apabila anggaran memungkinkan, dan termasuk program prioritas akan dibantu. “Anggaran kita kan terbatas, setelah dikurangi dana pendidikan, dana hibah, sisa sekitar 20 %. Sisa itu harus kita manfatkan sebaik-baiknya, jadi kalau program yang disusun itu memang penting, prioritas, dan bisa mendongrak perekonomian di desa tersebut pasti dibantu,” tegas orang nomor satu di Bali itu. Simakrama turut dihadiri diantaranya oleh Ny Ayu Pastika, Wakil Gubernur, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Sugawa Kory, Bupati dan Wakil Bupati Buleleng beserta jajarannya, dan Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Acara juga dirangkaikan dengan acara penyerahan bantuan alat-alat pertanian, serta diakhiri dengan Puja Trisandya dan makan siang bersama.