Simulasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RSBM | Bali Tribune
Diposting : 8 February 2019 21:41
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/Dokter dan perawat RSBM saat menyelamatkan diri dan pasien ketika gempa dalam simulasi kemarin.
Bali Tribune, Denpasar - Terobosan kreatif dilakukan pihak Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM). Jumat (8/2) kemarin, Rumah Sakit milik provinsi Bali itu menggelar simulasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja  (K3) dengan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Kota Denpasar. Simulasi mengambil tiga tema, yaitu gempa bumi, kebakaran dan kecelakaan ini berlangsung selama sepekan. Simulasi teknik menyelamatkan diri dan pasien saat gempa serta cara memadamkan api.
 
Direktur Utama RSBM, dr. Bagus Darmayasa mengatakan, simulasi ini sangat penting karena untuk memelihara kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan RSBM. Dan ini tidak hanya bermanfaat bagi pegawai RSBM saja, tetapi juga bagi pasien dan keluarga atau penunggu pasien. "Ini sangat penting, agar mulai dari tukang kebun sampai dengan para dokter tahu apa yang mereka lakukan apabila ada gempa, kecelakaan dan kebakaran. Kita akan terus melakukan sosialisasi dan laksanakan simulasi secara rutin karena untuk berikan juga safety kepada pasien," ungkapnya.
 
Sebagai bentuk keseriusannya dalam memelihara Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Darmayasa dalam waktu dekat ini akan membentuk Instalasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) RS Bali Mandara. Tidak hanya itu saja. Ia juga akan segera mendatangkan peralatan - peralatan yang mendukung Instalasi K3 itu. Mantan Direktur RSJ Bangli ini juga mengimbau kepada para peserta agar serius dalam mengikuti simulasi ini agar ilmu yang diperoleh selama pelatihan dapat ditularkan di rumah sendiri atau di lingkungan masing - masing. "Untuk para peserta, saya harapkan agar bisa ditularan di rumah sendiri dalam penyelamatan gempa, kebakaran dan kecelakaan agar dapat bermanfaat bagi orang lain juga," imbuhnya.
 
Sementara Kabid Pencegahan BPBD Kota Denpasar, Dewa Wisnawa mengatakan, idealnya untuk sebuah instansi pelayanan publik maximal setiap enam bulan dilaksanakan simulasi agar pegawainya tetap ingat teknik - teknik penyelamatan, jenis - jenis peralatan dan fungsinya.
 
"Dengan adanya simulasi seperti ini, kita juga bisa dapat mengecek fungsi fungsi alat, seperti selang dan alat pemadaman, apakah masih layak atau tidak. Jangan sampai, pada saat kebakaran ternyata alat alat itu tidak berfungsi atau rusak. Selain itu, agar pegawai disini tetap ingat. Seperti di Jepang, kenapa setiap bencana korbannya selalu sedikit, karena mereka disana rutin dilakukan pembekalan sehingga mereka bisa melindungi dan menyelamatkan diri sendiri," ujarnya. (ray)