Sudah 25.780 Orang Dirapid Test di Gilimanuk, 16 Pelaku Perjalanan Reaktif | Bali Tribune
Diposting : 9 June 2020 23:05
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ TINGGI - Pasca arus balik Lebaran, jumlah pelaku perjalanan yang masuk Bali masih banyak tanpa rapid test terbukti dengan pemakaian rapid test di Gilimanuk masih tinggi.
Balitribune.co.id | Negara - Untuk mengefektifkan scrining, pemeriksaan rapid test di Gilimanuk yang dijadikan satu kini akan kembali divealuasi lantaran memiliki celah lolos bagi pelaku perjalanan. Terlebih potensi transmisi lokal melalui pelaku perjalanan ini cukup tinggi.
 
Berdasarkan data yang diperoleh pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana, selama 24 jam yakni dari Senin (8/6) hingga Selasa (9/6) terdapat 950 pelaku perjalanan yang dirapid test di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk. Total hingga Selasa kemarin sudah dilakukan 25.780  rapid test. 
 
Screening yang dilakukan di pintu masuk Bali ini berhasil menjaring 64 pelaku perjalanan yang hasil rapid testnya reaktif.
Bahkan kini di ruang isolasi RSU Negara masih dirawat lima orang pelaku perjalanan dengan rapid test reaktif. 
 
Juru Bicara Gugas Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha dikonfirmasi Selasa (9/6/2020) menyatakan, pasca arus balik Lebaran, pelaku perjalanan yang masuk Bali melalui Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk jumlahnya hingga kini masih tinggi sehingga pemeriksaan rapid test terhadap pelaku perjalanan masih tetap dilaksanakan.
 
Ia menyebutkan dalam kurun waktu sepekan terakhir yakni pada Senin (1/6) hingga Minggu (7/6) terjadi peningkatan penggunaan rapid test bagi pelaku perjalanan di kisaran 1.220 hingga 1.400 perharinya. Ia mengakui memang terjadi penurunan pada Senin (8/6) lalu dibandingkan hari sebelumnya, Minggu (7/6) namun penurunannya tidak drastis.
 
“Hari Senin memang rapid testnya turun jadi 942. Tapi jumlahnya masih stagnan,” ujarnya.
 
Menurutnya, pelaku perjalanan yang dirapid test di Gilimanuk hanya pengemudi dan kernet angkutan logistik dan sembako saja. “Selain angkutan logistik dan sembako, sudah wajib bawa hasil rapid test negatif sebelum membeli tiket di Ketapang, Banyuwangi. Kalau lolos tanpa rapid test akan dikembalikan. Hanya sopir dan kernet logistik yang kami rapid test di Gilimanuk,” ungkapnya. Ia mengakui pemeriksaan rapid test di Gilimanuk masih akan dievaluasi.
 
Menurutnya setelah pemeriksaan rapid test di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dipindahkan keluar dan dijadikan satu di Gedung Tourist Information Center (TIC) di areal objek wisata Teluk Gilimanuk, ia mengaku masih ada kendala. 
 
“Memang tempatnya luas, tapi banyak truk besar, mereka harus jauh parkir, bahkan antrean sampai di Pasar Gilimanuk dan jalan kaki kembali ke TIC, sehingga masih ada celah mereka lewat,” paparnya.
 
Nantinya pihak Gugas Jembrana dan Gugas Provinsi Bali akan kembali mengevaluasi skenario pemeriksaan di Gilimanuk  tersebut. “Apakah tetap di sana atau dipindah, tunggu hasil rapatnya saja,” ujarnya. 
 
Ia mengakui Jembrana juga memiliki potensi transmisi lokal. Seperti salah satunya tersangka kasus penipuan dan penggelapan yang ditangani Polres Jembrana yang hasil rapid testnya reaktif juga diakuinya memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah.
 
Warga Kelurahan Baler Bale Agung tersebut menurutnya bekerja sebagai PNS di salah satu instansi di Kabupaten Bangli. “Memang tidak ada gejala dan secara fisik sehat sehingga tidak masuk ODP (orang dalam pengawasan). Kami masih menunggu hasil swabnya. Treking kontak akan dilakukan apabila hasil swabnya positif. Tapi kami sudah kordinasi baik dengan Polres Jembrana maupun instansi terkait di Kabupaten Bangli,” tandasnya.