Suteja Kumara: Revisi NPAT Untuk Meningkatkan PAD Kota Denpasar | Bali Tribune
Diposting : 19 January 2020 18:13
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune/I Ketut Suteja Kumara.

balitribune.co.id | Denpasar – Sebetulnya banyak potensi dari Kota Denpasar yang bisa digali sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya pengenaan retribusi Air Bawah Tanah (ABT) yang disinyalir banyak digunakan kalangan industri pariwisata , bahkan rumah tangga sekalipun. Begitu diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar, I Ketut Suteja Kumara yang ditemui di Denpasar, Sabtu (18/1/2020). 

Suteja Kumara menjelaskan, keterbatasan anggaran kerap menjadi persoalan dalam pembangunan yang bersumber pada APBN/APBD, meski demikian ia melihat masih ada celah untuk meningkatkan PAD dari berbagai sektor ekonomi yang ada di Kota Denpasar yaitu dengan kembali merevisi Penetapan Nila Perolehan Air Tanah (NPAT) dalam pengenaan pajak air tanah. 

“Rencananya kita akan naikkan 20  persen harganya dari yang sekarang bagi kalangan industri. Dan ini kita anggap cukup efektif dalam mendongkrak PAD Kota Denpasar, tanpa harus membebani yang lain,” katanya sembari berasumsi, dinaikkannya harga 20 persen pengguna ABT sangatlah wajar, lantaran harga air baku yang selama ini disuplai PDAM Kota Denpasar, harganya di atas ABT. 

Jadi sangat tidak logis menurutnya ketika bicara harga pengguna ABT jadi lebih rendah dari PDAM, padahal penggunaan dikalangan industri sangatlah besar, bahkan dampaknya secara lingkungan pun besar sekali,” tukasnya, sembari mengatakan, semangat dari dinaikkannya harga yaitu, penyelamatan lingkungan juga untuk mendongkrak PAD Kota Denpasar. 

Berbagai skema secara teknis telah disiapkan alias digodok Suteja Kumara untuk penetapan harga baru baik ABT/Air Baku untuk merevisi aturan yang lama.

“Kita akan buat usulan kepada pemerintah kota, bahkan rencananya kita akan awali dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai unsur dalam menampung aspirasi baik dari kalangan akademisi, praktisi, pemerintah, peneliti dan masyarakat tentunya,” sebut Suteja Kumar dengan nada serius. 

Dari sisi lain ia juga mengingatkan pihak PDAM Kota Denpasar untuk lebih meningkatkan kinerjanya, caranya dengan menyiapkan infrastrukturnya. Apalagi Suteja Kumara menegaskan, PDAM sebagai hulunya dari kegiatan ini tentunya diperlukan kesiapan yang cukup matang. Dibutuhkan investasi yang besar untuk mengolah air permukaan sebagai sumber air bersih.

“PDAM Kota Denpasar, siap ndak siap, harus siap menghadapi hal ini,” tegasnya. 

Ia berharap kalangan industri pariwisata hendaknya beralih menggunakan air baku PDAM. Dan ia menyadari kekurangan PDAM kerap dijadikan alasan untuk menggunakan ABT. 

“ABT yang diambil melalui Sumur Bor/Sumur Gali  semestinya menjadi cadangan, saat ini malah menjadi sumber utama. Perkiraan pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Kota Denpasar, besar sekali. Akibatnya, kerusakan alam, secara perlahan pasti akan terjadi jika ABT terus dieksplorasi, intrusi air laut akan terjadi, itu tidak bisa dipungkiri, dan itu sudah terjadi,” katanya mengingatkan.