balitribune.co.id | Mangupura - Komisi II DPRD Badung menggelar rapat kerja dengan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Gedung Dewan, Jumat (18/3). Raker dipimpin langsung Ketua Komisi II I Gusti Lanang Umbara didampingi Wakil Ketua I Gusti Anom Gumanti dan Nyoman Gede Wiradana beserta jajaran.
Dalam raker tersebut salah satu yang disoroti adalah kinerja Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama, Badung. Pasalnya, program air dalam kemasan yang sempat dirancang oleh Perusda tersebut hingga kini tak kunjung terealisasi. Komisi II pun mendorong agar perusahaan pelat merah Badung ini secepatnya membuat produk air dalam kemasan seperti yang diharapkan oleh Bupati Badung.
“Kami harap Perusda Air Minum Tirta Mengutama segera merealisasikan program air dalam kemasan ini,” pinta I Gusti Anom Gumanti.
Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung ini potensi sumber air yang dimiliki Badung cukup besar untuk kepentingan bisnis air dalam kemasan.
“Maaf saya orang bisnis juga, jadi saya tahu pasar bisnis air dalam kemasan ini sudah jelas. Minimal air dalam kemasan ini bisa dipasarkan dari kawasan Puspem hingga ke desa-desa dan lingkungan di Kabupaten Badung. Ini potensi bagi pendapatan daerah ke depannya. Sayang kalau ini tidak dimanfaatkan secara baik. Saya kira invenstasi air dalam kemasan ini tidak begitu banyak, tinggal beli mesin saja dan tempat gudang serta Sumber Daya Manusia yang unggul untuk bisnis ini,” katanya.
Anom Gumanti juga meyakini untuk distribusi penjualan air kemasan ini tidak begitu sulit, lantaran di Badung ada banyak hotel dan restoran yang memang membutuhkan air kemasan.
“Ada potensi didistribuskikan ke kantor-kantor. Selain itu bisa juga ke hotel-hotel dan ini kemampuan perusahaan daerah yang melakukan pengelolaan. Sepanjang memenuhi kualitas dan daya saing, pasti kita bisa bersaing dengan produk lain,” jelasnya.
Untuk uji cobanya, lanjut Anom Gumanti, bisa dilakukan di tingkat interen pemerintahan Kabupaten Badung.
“Kalau memang kualitasnya baik, memiliki daya saing dan memiliki nilai unggulan, kenapa tidak kita promosikan lebih luas lagi. Inilah yang menjadi pemikiran dan fokus PDAM Badung ke depan,” tegasnya.
Sementara Dirut Perumda Air Minum Tirta Mangutama, Wayan Suyasa dikonfirmasi terpisah mengaku telah menindaklanjuti keinginan Dewan.
“Kita sudah membuat feasibility study. Untuk merealisasikan program tersebut ada biaya, karena pandemi tahun 2021 pendapatan kami lebih parah dari tahun 2022. Untuk sementara, kita mengejar pembiayaan yang lebih urgen dulu,” ujarnya.
Perumda sendiri juga tengah melakukan evaluasi tren pendapatannya. Pasalnya, selama pandemi Perumda yang berkantor di Denpasar ini selalu merugi.
“Kami evaluasi pendapatan dulu, setelah itu baru bisa menentukan apa program AMD ini bisa dieksekusi tahun 2022 ini atau tidak. Jika tidak bisa kita lakukan diinvenstasi tahun 2023,” kata Suyasa juga mantan anggota DPRD dari PDI Perjuangan ini.