Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tantangan Subak di Jantung Kota Denpasar

Bali Tribune/ SUBAK- De Arya di tengah Subak Yang Batu, Desa Dangin Puri Kelod, Denpasar.



balitribune.co.id | Denpasar - Subak di perkotaan semakin terhimpit oleh pembangunan yang begitu pesat. Bahkan celakanya, bangunan megah tersebut berdiri di atas saluran irigasi yang menjadi pengairan subak. Begitu banyaknya tantangan, menjadi ancaman eksistensi Subak khususnya di jantung Kota Denpasar.

Salah satunya yakni Subak Yang Batu. Hamparan lahan yang berusaha tetap bernafas ditengah berbagai cekikan. Subak hortikultura ini, terletak di Desa Dangin Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.

Disebut hortikultura karena sedikit berbeda dengan subak pada umumnya. Di subak ini, lebih banyak ditanami tanaman kebun seperti tanaman bunga seperti gemitir dan pacar air, ada pula cabai, tomat, jagung, singkong, terong, kacang tanah, kangkung, bayam, termasuk jahe dan lengkuas.

Meski begitu, sebagian lahan masih ditanami padi seluas 15 are, namun tetap menerapkan sistem tanam gilir dengan horti. Kondisi itu didukung oleh pH tanah yang tidak terlalu asam, menjadikannya sebagai lahan yang cukup baik untuk ditanami.
 
Subak dengan luas 4,8 ha ini, diketuai (pakaseh) oleh anak muda bernama I Made Arya Wijaya (28) dan digarap oleh 20 petani aktif. Menjadi salah satu pencetak oksigen diantara rapatnya barisan beton di Kota Denpasar.

Ditemui Bali Tribune, Selasa (9/8) De Arya menyebut, petani aktif di Subak Yang Batu hampir 70% berasal dari Kabupaten Karengasem, yang telah menjadi "panyakap" sejak dulu. Beberapa are dari lahan Subak dijadikan hunian petani, agar tidak terbebani biaya sewa tempat tinggal.

Pengairan di Subak Yang Batu disuplai dua sungai, namun dengan debit air yang cenderung kecil. Itu sebabnya, secara keseluruhan Subak Yang Batu sangat kekurangan dalam hal pengairan lahan.

Selain itu, subak Yangbatu masih dihantui permasalahan klasik, yakni sampah oleh oknum yang entah darimana. Sementara, petani subak diarahkan tertib dan diatur dalam hal tempat serta waktu pembuangan sampah.

"Jika hari biasa apalagi kemarau, debit air sangat kecil, kecuali musim hujan biasanya debit air akan lebih tinggi," ujar De Arya.tu kerap menyebabkan penyumbatan aliran air, oleh sampah-sampah yang menumpuk.

Itu menyebabkan aliran air tidak lancar, air akan meluap perlahan hingga ke lahan pertanian, dimana itu akan berdampak buruk pada horti serta padi yang ditanami. Situasi tersebut, kata De Arya kerap terjadi terutama di musim penghujan.

Tidak hanya itu, kondisi diperburuk dengan saluran air yang nampak tidak baik akibat sedimen lumpur yang cukup tebal. Maka dari itu, kata Arya subak membutuhkan dana untuk pembenahan beberapa hal termasuk senderan sungai sebagai pengairan sawah.

Dalam penerepannya, De Arya menghindari penggunaan nutrisi berbahan kimia, dengan pertimbangan efek samping yang bisa ditimbulkan. Upaya itupun dilakukan dengan memanfaatkan daun-daun pohon perindang jalan yang berjatuhan, dihancurkan lalu dibaurkan dengan tanah.

Hal itu mendatangkan hasil positif dengan suburnya tanah Subak Yang Batu. Kendati demikian, nyatanya ancaman virus muncul, siap untuk merenggut berbagai horti yang ditanami. Untuk itu, De Arya terus mencari cara terbaik agar horti bisa berproduksi tanpa hambatan.

De Arya mengaku Subak Yangbatu tidak memiliki uang kas, untuk menghindari kecerobohan dan ego si pemegang uang. Karena itu, Subak Yangbatu sendiri mengandalkan biaya urunan dari petani setiap akan melaksanakan suatu kegiatan maupun piodalan yang jatuh pada purnama kadasa.

Anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali tidak masuk ke Subak Yangbatu, karena pakaseh 2 periode sebelum De Arya sempat menolak bantuan tersebut, sehingga dianggap subak yang mampu.
Berbagai persoalan itu menjadi tantangan bagi keberadaan Subak. Khususnya Subak Yang Batu, yang menjadi bahan pikiran setiap saat bagi De Arya.

"Suatu saat jika palemahan (subak) habis, otomatis pawongan (petani) juga habis. Jika seperti itu, apa pahyangannya (pura subak) juga akan hilang alias digusur," tandas De Arya.

wartawan
DEB
Category

Di Badung, Dagang Nasi Jinggo dan Be Genyol Juga Didata Petugas Pajak

balitribune.co.id | Mangupura - Belum selesai protes-protes soal kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang dianggap bombastis. Kini sejumlah pedagang nasi jinggo dan be genyol di wilayah Kecamatan Mengwi, Badung mengaku resah.

Pasalnya, usaha kecil mereka belakangan didatangi oleh petugas pajak bentukan Pemkab Badung. Pelaku UMKM inipun mengaku khawatir usaha mereka bakal dipajaki.

Baca Selengkapnya icon click

Buleleng Festival Kedepankan Sinergi Seni Budaya, UMKM, Digitalisasi, dan Pembangunan Hijau

balitribune.co.id | Singaraja - Buleleng Festival (Bulfest) 2025 kembali digelar dengan nuansa baru yang mengedepankan sinergi seni budaya, pemberdayaan UMKM, transformasi digital, serta konsep pembangunan hijau dan berkelanjutan. Festival ikonik Kabupaten Buleleng ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wadah besar untuk menggerakkan potensi lokal sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Amed Jukung Race, Perhelatan Perahu Layar Tradisional yang Memikat

balitribune.co.id | Amlapura - Selain terkenal dengan keindahan alam bawah laut dan pantainya yang berada di bawah lembah, nelayan di Pantai Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, juga memiliki event tahunan yakni Amed Jukung Race. Lomba perahu layar tradisional yang digelar setiap hari kemerdekaan RI ini menjadi event yang paling dinanti wisatawan asing.

Baca Selengkapnya icon click

Pura Puseh Desa Adat Dadia di Babahan Kemalingan, Ribuan Uang Kepeng Raib

balitribune.co.id | Tabanan – Pura Puseh Desa Adat Dadia di Banjar Dadia, Desa Babahan, Kecamatan Penebel kemalingan. Ribuan pis bolong atau uang kepeng yang ada di pura itu raib.

Peristiwa ini diketahui pada Rabu (20/8) siang. Saat itu, prajuru desa adat dan Pura Puseh sedang melakukan persiapan upacara Sri Rambut Sedana.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Prospek Ekonomi Menjanjikan, Peternakan Sapi dan Kambing Terus Dikembangkan

balitribune.co.id | Negara - Sebagai daerah agraris, sektor peternakan juga menjadi sektor ekonomi potensial di Kabupaten Jembrana. Ternak yang prospektif untuk dibudidayakan adalah sapi kambing. Berbagai upaya kini terus dilakukan untuk mendorong produktifitas peternak sapi dan kambing sekaligus menggenjot perluasan pertanian organik.

Baca Selengkapnya icon click

Kekurangan Data Pendukung dari Eksekutif, Pembahasan 8 Ranperda di DPRD Bangli Tertunda

balitribune.co.id | Bangli -  Hingga pertengahan Agustus ini sejumlah rancangan peraturan daerah (ranperda) yang masuk dalam program pembentukan perda (propemperda) belum juga dibahas DPRD Bangli. Hal tersebut karena adanya kekurangan  data pendukung dari eksekuitif selaku pengusul. Hal itu diungkapkan Ketua DPRD Bangli. I Ketut Suastika pada Rabu (20/8). 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.