Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tarif Tiket Masuk Tirta Empul Naik, Pendapatan Adat Berlipat

NORMAL - Aktivitas kunjungan wisatawan di Tirta Empul, berjalan normal pasca peningkatan harga karcis masuk

BALI TRIBUNE -  Tujuh obyek pariwisata di Gianyar yang dalam operasionalnya desa pakraman bekerjasama dengan Pemkab Gianyar tiket masuknya diberlakukan harga baru. Kenaikan harga  ini dalam beberap hari terakhir tidak mempengaruhi jumlah kunjungan.  Di tengah permasalahan pungli yang melibatkan pengurus adat setempat,  ke pendapatan Desa Pakraman Manukaya Let dipastikan semakin berlipat. Dari keterangan yang dihimpun, Rabu (14/11), kenaikan terjadi pada tujuh objek, di antaranya, Tirta Empul, Goa Gajah, Cekingan, Gunung Kawi Tampaksiring, Gunung Kawi Sebatu, Yeh Pulu, Objek Daya Tarik Budaya Alam Sidan, da Canditebing Tegalinggah. Di Tirta Empul, yang awalnya mengenakan harga tiket yang sama untuk wisata mancanegara (wisman) dan domestik (wisdom), Rp 15 ribu, dan Rp 7.500 untuk anak-anak, kini dibagi menjadi empat tarif. Wisman dewasa Rp 50 ribu dan anaknya Rp 25 ribu, wisdom dewasa Rp 30 ribu dan anaknya, Rp 15 ribu. Kenaikan tiket ini, juga disertai dengan peningkatan pelayanan. Bahkan pemanfaatan fasilitas toilet dan parkir kini gratis.  Beberap berjalan, kenaikan tarif ini syukurya tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan.  Bahkan berpeluang memingkatkan kunjungan karena tidak ada lagi pengenaan biaya tambahan laiannya.   Sebelum harga tiket naik sejak Senin (12/11), rata-rata kunjungan mencapai 2.000 orang per hari. Namun pasca kenaikan, kunjungan justru mengalami peningkatan. “Hari pertama kenaikan jumlah kunjungan 2.125 orang, hari kedua 2.210 orang. Guide tidak ada yang mengeluh soal kenaikan, malahan mereka nyindir, kok baru sekarang dinaikan. Tiket ini hanya dikenakan pada wisatawan, kalau orang Bali yang mau melukat atau sembahyang, gratis. Kalau wisatawan, walaupun mau sembahyang, tetap harus beli tiket,” ujar Koordinator DTW Tirta Empul, Anak Agung Istri Raka Kusumawati. Kepala Disparda Gianyar, Anak Agung Bagus Ari Brahmanta tak menampik, kenaikan tiket yang berdampak pada gratisnya fasilitas umum, menyebabkan sejumlah krama adat kehilangan pekerjaan. Namun di satu sisi, pendapatan desa adat meningkat signifikan. Diapun mengusulkan, supaya desa adat menyisihkan sebagian pendapatan, untuk memberikan pelatihan berbahasa asing untuk warga yang kehilangan pekerjaan, maupun krama lainnya. “Dengan kenaikan pendapatan ini, krama bisa dilatih menjadi lokal guide, yang bisa menjelaskan sejarah objek,” ujarnya. Selain itu, desa adat juga diharapkan menggelar aktivitas budaya yang melibatkan krama adat. Seperti, pementasan seni tari dan tabuh, aktivitas majejaitan dan sebagainya. Dengan demikian, selain menciptakan lapangan kerja, juga menghidupkan distinasi budaya.  

wartawan
redaksi
Category
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Astra Motor Bali Hadirkan Super Deal Akhir Tahun “Astra Honda Vaganz"

balitribune.co.id | Denpasar – Guna memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Bali, khususnya karyawan Grup Astra Bali, Astra Motor Bali menghadirkan program super deal akhir tahun bertajuk “Astra Honda Vaganza”. Program ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus komitmen Astra Motor Bali dalam mempermudah kepemilikan sepeda motor Honda menjelang penutupan tahun 2025.

Baca Selengkapnya icon click

Empat Kapolres dan Dua Direktur Polda Bali Diganti

balitribune.co.id | Denpasar - Gerbong mutasi di tubuh Polri kembali bergerak. Sebanyak 905 perwira Polri dimutasi mulai dari pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) sampai Brigadir Jendral Polisi (Brigjen Pol). Mutasi sebanyak ini berdasarkan tiga Surat Telegram Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo bernomor; ST/2781A/XII/KEP./2025, ST/2781B/XII/KEP./2025, dan ST/2781C/XII/KEP./2025,  tanggal 15 Desember 2025. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jatiluwih: Ketika Pariwisata Bertumpu pada Sawah dan Kesejahteraan Petani

balitribune.co.id | Hamparan sawah terasering Jatiluwih, Tabanan, Bali, selama ini memikat mata dunia. Namun daya tarik kawasan ini bukan semata pada panorama hijau berundak yang fotogenik. Di baliknya, hidup sebuah sistem peradaban agraris berusia lebih dari seribu tahun: Subak. Sistem irigasi tradisional ini bukan hanya mengatur aliran air, tetapi juga mengikat hubungan sosial, nilai religius, serta keseimbangan ekologis masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.