balitribune.co.id | Singaraja – Mantan Bupati Jembrana periode 1980-1990, Ida Bagus Ardana yang ditemukan tewas bersama istrinya, Anak Agung Sri Wulan Trisna ternyata berasal dari Buleleng, tepatnya Griya Beten Cempaka, Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Kedua pasangan yang sudah sepuh itu ditemukan sudah menjadi mayat Kamis (8/8) malam sekitar pukul 19.30 Wita ditempat tinggalnya di Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Selain dibuat kaget, kepergian mantan orang nomor satu di Jembrana itu menyisakan kesedihan bagi keluarga yang ditingglkan. Tidak hanya itu, mencuat kecurigaan dipihak keluarga atas kasus itu mengingat ditemukan beberapa kejanggalan atas meninggalnya pasangan tersebut.
Salah satu kerabat mendiang yakni Ida Bagus Lilik Sudirga Raka yang akrab dipanggil Gus Lilik ini mengaku mendengar kabar duka itu setelah diberi tahu oleh salah satu anak Ida Bagus Ardana. Gus Lilik mengatakan, selama ini komunikasi dengan saudaranya tersebut sangat bagus. Hanya saja belakangan sedikit berkurang sehingga tidak mengetahui kondisi sebenarnya sampai kakaknya itu meninggal.
“Hanya belakangan jarang berkomunikasi sehingga tidak begitu mengetahui situasinya sampai beliau ditemukan meninggal. Tentu kami sangat terkejut dengan kejadian ini. Namun tidak ada firasat buruk sebelumnya,” ucapnya, Jumat (9/8) saat ditemui di Griya Beten Cempaka, Liligundi, Buleleng.
Menurut Gus Lilik, peristiwa kematian saudaranya tersebut masih misterius. Penyebabnya, posisi mayat saat ditemukan ditempat berbeda namun dalam waktu yang sama. Ida Bagus Ardana posisinya ditemukan di belakang rumah, sementara Anak Agung Sri Wulan Trisna ditemukan dalam kamar. Kondisi ini membuat pihak keluarga menduga adanya hal yang tidak wajar.
“Ini aneh karena kok barengan meninggalnya suami istri. Yang saya dengar, anaknya sempat telepon tapi tidak diangkat. Setelah didatangi ke rumah, ibunya (Anak Agung Sri Wulan) dilihat dalam kondisi tidur tidak bergerak pakai selimut di kamar,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan, Ida Bagus Ardana merupakan anak pertama dari sepuluh bersaudara. Kakaknya itu menghabiskan masa kecilnya di Griya Beten Cempaka sebelum meneruskan pendidikan ke Jember-Jawa Timur setamat sekolah SMA. Menurutnya, di keluarga Griya, Ida Bagus Ardana merupakan sosok yang dituakan. Dikenal disiplian dan komunikatif.
”Mediang merupakan sosok yang sangat kami hormati, menjadi panutan dengan selalu mengajak kebersamaan antar saudara,” sambungnya.
Gus Lilik mengatakan, kakaknya tersebut selain pernah menjadi Bupati Jembrana di masa orde baru pernah juga bertugas sebagai Asisten Sekda dan Kepala Bappeda. Sedang terkait proses perabuan terhadap keduanya, ia mengatakan pihak keluarga telah memutuskan proses kremasi yang akan dilangsungkan di Denpasar.
“Mengingat kondisi jenazah yang sudah tidak memungkinkan untuk dibawa ke Buleleng. Abunya saja akan dibawa ke Griya Beten Cempaka untuk dilakukan upacara palebon,” tandasnya.