balitribune.co.id | Denpasar - Meningkatnya keterwakilan perempuan di parlemen pada Pemilu Legislatif 2019, diapresiasi khusus oleh Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, SH, MM, MH. Menurut ini, capaian ini sungguh luar biasa, jika dibandingkan dengan catatan pada Pemilu tedahulu.
"Kita bangga dengan capaian ini, meski memang masih jauh dari harapan kita. Tetapi ini sudah luar biasa, dan patut diapresiasi," kata Gung Tini, sapaan akrabnya, di Denpasar, Selasa (14/5).
Ia berpandangan, meningkatnya keterwakilan perempuan pada Pemilu Legislatif 2019 ini, bukan merupakan "durian runtuh". Kondisi ini terjadi lebih karena banyak faktor, seperti sistem Pemilu, sistem pembagian kursi, hingga Jokowi effect.
Dikatakan, jika melihat dari data legislator perempuan yang lolos, mayoritas kader perempuan PDIP yang berhasil tembus ke parlemen. Bagi Gung Tini, kondisi ini lebih pada kelihaian PDIP dalam meramu semua hal, mulai dari calon presiden hingga para caleg perempuan yang bertarung.
"Bagi saya, ini soal kecerdasan partai politik meramu strategi dan memanfaatkan momentum. Dan PDIP cukup cerdas dalam hal ini. Belum lagi sistem, termasuk pembagian kursi mendukung. Dan ini ternyata berdampak pada keterpilihan caleg perempuan," tegasnya.
Hal penting lainnya, menurut Gung Tini, soal kesiapan para caleg perempuan sendiri dalam bertarung. Rata-rata para caleg perempuan dari PDIP yang terpilih, berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU, suaranya cukup fantastis.
"Jadi mereka tidak sekadar lolos. Mereka juga sukses meraih suara yang signifikan di dapilnya masing-masing. Dengan sistem pembagian kursi saat ini, tentu semakin memuluskan jalan mereka ke parlemen," tutur Gung Tini.
Dengan raihan suara tersebut, imbuhnya, maka para legislator perempuan terpilih ini tentu lebih siap untuk mengemban tugas sebagai wakil rakyat. Apalagi banyak di antara mereka yang sudah lama berdinamika di internal partai masing-masing. Belum lagi dari sisi latar belakang pendidikan dan pengalaman, rata-rata caleg perempuan yang lolos tidak diragukan kapasitasnya.
"Jadi, mereka memang punya niat mejadi wakil rakyat, tidak asal comot. Mereka tentu lebih siap menjadi wakil rakyat, apalagi sudah cukup waktu ditempa oleh partai, juga lebih terdidik. Kita berharap, dengan jumlah signifikan saat ini, mereka bisa berbuat banyak di parlemen ke depan," pungkas Gung Tini.