Tidak Terdaftar Sebagai Desa Adat, Warga Tegal Suci Lakukan Pencegahan Penyebaran Covid-19 Secara Mandiri | Bali Tribune
Diposting : 20 April 2020 17:29
A.A. Samudra Dinata - Bali Tribune
Bali Tribune / Kepala Lingkungan Tegal Suci, I Nengah Sudiarsa

balitribune.co.id | Bangli - Warga Tegal Suci,  Kelurahan Kubu, Bangli, secara swadaya melakukan upaya pencegahan penyebaran virus Coron Pasalnya banjar Tegal Suci tidak terdaftar sebagai  desa adat. Sementara untuk fasilitas penunjang seperti ketersedian  tempat cuci tangan, cairan densifektan masih kurang

Kepala Lingkungan Tegal Suci, I Nengah Sudiarsa membenarkan jika Banjar Adat Tegal Suci tidak bernaung  dalam desa adat mana pun. Dengan kondisi tersebut, maka warga secara swadaya melakukan upaya untuk pencegahan Covid-19. "Dibandingakn banjar lain tentu disokong oleh desa adat dalam penangan/pencegahan Covid-19. Berdeda hal dengan kondisi kami di Tegal Suci," ungkapnya Senin (20/4). 

Lanjutnya, dalam pencegahan Covid-19, tim gotong royong lebih banyak memberikan edukasi bagi warga. "Kami lebih banyak memberikan edukasi, kemudian warga menindaklanjuti. Yang mana warga melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri,”jelasnya.

Bertalian dengan  kondisi ini, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan. Ada sedikit anggaran yang bisa dikelola Banjar Tegal Suci dalam pencegahan pandemi ini. 

Menurut Nengah Sudiarsa, untuk mendapatkan informasi terkait pencegahan Covid-19 atau program lainya, pihaknya harus instens berkomunikasi dengan banjar tetangga. "Beberapa informasi disampaikan melalui bendesa adat, sedangkan kami tidak bernaung di desa adat mana pun maka kami yang harus aktif untuk menggali informasi," sebutnya. 

Sebut Nengah Sudiarsa  saat ini pihaknya sedang mengupayakan penyediaan tempat cuci tangan di pintu masuk Banjar Tegal Suci. "Tempat cuci tangan rencana di pasang di dua titik," ujarnya.

Disisi lain, ditengah menyebarnya Covid-19, pihaknya rutin mengecek kondisi warga yang miskin. Hal ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan warga tetap tersedia. "Kami cek kondisi warga, untuk memastikan kebutuhan pangan terpenuhi. Dari 165 kepala keluarga ada 7 KK yang tergolong miskin,”jelasnya.