Denpasar, Bali Tribune
Anggota DPRD Provinsi Bali Nyoman ‘Gerantang’ Tirtawan menghadiri Dialog Publik dan Buka Puasa Bersama Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (OKP), di Buleleng, Minggu (19/6) malam. Kehadiran politisi Partai NasDem itu, disebut-sebut sebagai bentuk penggalangan dukungan pemuda dan mahasiswa, jelang Pilkada Buleleng 2017.
Sinyalemen ini tak berlebihan, mengingat nama Tirtawan digadang-gadang sebagai figur kuat yang akan mendampingi Ketut Rochineng, untuk bertarung pada suksesi kepemimpinan di Bumi Panji Sakti. Duet Rochineng - Tirtawan (Roh-Tirta) tersebut menjadi salah satu opsi yang diusung Koalisi Buleleng Mandara (KBM) yang dimotori Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
Hanya saja, sinyalemen ini ditepis oleh Tirtawan, yang dikonfirmasi melalui saluran telepon dari Denpasar, usai dialog tersebut. Menurut dia, kehadirannya dalam kegiatan tersebut murni untuk mengikuti dialog serta buka puasa bersama di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singaraja.
Dialog publik bersama Tirtawan ini, dihadiri oleh sejumlah organisasi kepemudaan di Kota Singaraja. Di antaranya Gerakan Pemuda Anshor Buleleng, PAC Anshor Kecamatan Buleleng, Masyarakat Peduli BPJS, Korps Alumni HMI (KAHMI) Buleleng, HMI Cabang Buleleng, Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Loka Samgraha, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Cabang Buleleng, dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama(IPNU).
“Ini murni dialog. Dan dalam dialog ini, saya menyampaikan pentingnya masyarakat bersikap kritis dan objektif dalam mengawal pembangunan di daerah maupun di tingkat nasional. Sebab bangsa yang masyarakatnya semakin kritis, maka bangsa tersebut menuju kemajuan,” tandas Tirtawan.
Dalam dialog tersebut, Tirtawan juga menjawab beberapa keluhan masyarakat sebagaimana disampaikan peserta dialog. Di antaranya, terkait kondisi kepemimpinan yang hanya mementingkan prestise daripada prestasi. Tirtawan berpandangan, pemimpin yang dibutuhkan saat ini adalah pemimpin yang mampu membuat sejarah.
“Contohnya Bu Rhisma, Walikota Surabaya. Beliau adalah pemimpin yang membuat sejarah, karena beliau bersih dan mau tulus berbuat untuk masyarakat. Buktinya, Surabaya yang dulu kumuh dan kotor, sekarang berubah jauh lebih baik,” urai Tirtawan, yang juga anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali.
Dalam konteks Bali, Tirtawan mengingatkan, saat ini Pulau Dewata sudah over capacity dari segi jumlah penduduk. Oleh sebab itu, kata dia, diperlukan kehati-hatian dalam mengambil kebijakan pembangunan. Ia pun menyorot pembangunan Shortcut Buleleng - Denpasar. “Bayangkan kalau shortcut itu dibangun. Berapa hutan yang akan ditebang, berapa tanah serapan yang akan hilang? Itu akan merusak Bali,” pungkas Tirtawan.