BALI TRIBUNE - Peternakan merupakan bagian dari pertanian yang memiliki peluang besar menjadi penopang perekonomian di Indonesia. Beberapa komoditi peternakan sudah diperhitungkan keberadaan dalam menguasai perekonomian rakyat, salah satu dari komoditi peternakan itu adalah sapi Bali. Sapi Bali merupakan sapi lokal asli Indonesia yang sudah ratusan tahun begitu dekat dengan Petani Bali. Keberadaan sapi Bali sangat diperlukan dalam mendukung program pemerintah untuk swasembada daging sapi pada tahun 2014.
Untuk memberdayakan ternak sapi di kalangan peternak di Karangasem khususnya di wilayah Kecamatan Kubu, Senin (1/5), TNI dengan menggandeng Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Udayana, memberikan materi tentang cara merawat sapi yang bagus dan memberi pakan yang benar. I Wayan Bagiarta, Spt yang menjadi narasumber dalam penyuluhan menjelaskan, petani peternak di Bali menganggap memelihara sapi sebagai sebuah kesenangan dengan tujuan utama mereka adalah sebagai tabungan yang sewaktu-waktu bisa dijual untuk membiayai anak sekolah atau untuk keperluan lainya. “Memelihara Sapi Bali juga dimanfaatkan untuk membantu dalam mengolah lahan pertanian, sebagai sarana upakara keagamaan, dan di daerah tertentu dipakai sebagai hiburan masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan jumlah sapi yang dipelihara setiap keluarga tani di Dusun Panek, Desa Ban, Kecamatan Kubu rata-rata 1-5 ekor. Artinya sangat jarang yang memelihara sampai puluhan ekor. Ini disebabkan karena keterbatasan sumber pakan dan jumlah tenaga kerja.
Saat ini kata dia, petani dan peternak sapi di Bali sudah banyak yang membentuk kelompok-kelompok ternak sapi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, memperkuat permodalan, dan pelayanan dari pemerintah. “Penyuluhan yang merupakan ujung tombak dalam pembangunan pertanian dan peternakan memegang peran penting dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem produksi Sapi Bali,” paparnya.
Dansatgas TMMD selaku Komandan Distrik Militer 1623/Karangasem, Letkol Inf. Fierman Sjafirial Agustus, menyebutkan keberadaan seorang penyuluh atau petugas penyuluh lapangan (PPL) dari Dinas peternakan sangat penting, karena pendampingan penyuluh tentang budidaya ternak sapi mampu memberikan motivator bagi petani dalam mengusahakan sapi Bali secara lebih baik dan berkesinambungan.
“Perubahan prilaku usaha dari yang kurang menguntungkan kearah yang lebih menguntungkan menjadi tujuan utama,” tandas Dandim Fierman Sjafirial Agustus.
Menurutnya, hal-hal yang penting yang menjadi peran penyuluh dari segi pembinaan kelembagaan diantaranya sebagai fasilitator untuk membangun kelembagaan yang kuat dan kokoh. Dan dari segi produksi penyuluh bida memperkenalkan teknologi produksi yang terbaru dan mampu meningkatkan produksi. Sementara dari segi pemasaran penyuluh berperan memberikan imformasi tentang kondisi pasar, harga, dan kebutuhan pasar sehingga petani dapat terhindar dari kerugian.