Tukar Sampah dengan Beras Picu Kesadaran Masyarakat Memilah di Kalangan Rumahtangga | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 26 Juni 2024
Diposting : 19 April 2022 16:34
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / SAMPAH - warga tampak antusias menukarkan sampah plastik dengan beras di Pantai Jerman, Kuta Kabupaten Badung
balitribune.co.id | KutaBerbagai upaya dilakukan pemerintah mendorong semangat masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik. Hal ini guna menghindari terjadinya pencemaran lingkungan jika sampah plastik sampai ke sungai dan laut. Masyarakat yang sudah sadar pentingnya menjaga lingkungan tetap bersih dengan alasan kesehatan dan pariwisata berkelanjutan tentu telah menerapkan hal tersebut. Seperti yang diimplementasikan ratusan ibu-ibu di Kuta Kabupaten Badung. 
 
Masyarakat yang berada di kawasan pariwisata internasional ini telah memulai budaya bersih dari sampah plastik. Dimana, sampah plastik yang dihasilkan di kalangan rumahtangga tersebut dikumpulkan kemudian ditukarkan dengan beras. 
 
Ratusan warga yang didominasi para ibu rumahtangga mendatangi Pantai Jerman di Kuta, Badung pada Minggu (17/4) sore, untuk menukarkan sampah plastik dengan beras. Hal ini mendapat dukungan dari para relawan komunitas peduli sampah, mengingat Bali akan menjadi tuan rumah Presidensi G20 pada November 2022 mendatang. 
 
Sampah yang ditukar oleh masyarakat setempat berupa plastik keresek, sedotan, botol, kardus, kertas dan besi. Sampah yang telah dipilah dari rumahtangga ini diserahkan ke relawan peduli sampah untuk ditimbang dan ditukarkan dengan beras. 
 
Sejumlah warga mengaku senang karena usaha memilah dan mengumpulkan sampah dari rumahnya ini mendapatkan hasil. Salah seorang warga Kuta, Rian mengaku kerap mengumpulkan sampah di rumahnya untuk ditukarkan dengan beras. 
 
Menurut dia, aktivitas memilah sampah membawa berbagai dampak positif terutama bagi kesehatan keluarganya, kebersihan lingkungan dan memberikan nilai ekonomi karena dapat ditukarkan dengan beras. "Ia saya merasa senang, tidak sia-sia mengumpulkan sampah plastik ini karena dapat banyak efek baiknya," ucapnya sembari memegang sekarung sampah plastik yang telah dipilahnya. 
 
Warga Kuta lainnya, Dina yang menukarkan sampah plastik dengan beras pun mengaku tidak keberatan memilih sampah di rumahnya. Ia menyadari, sebagai tempat wisata harus tampil bersih untuk memikat turis berwisata di desanya. "Para ibu-ibu di sini sudah sadar bahwa kami tinggal di desa yang sebelum pandemi banyak didatangi turis asing. Sekarang saatnya kita tampilkan Kuta bersih dari sampah, caranya dengan memilah sampah di rumahtangga sehingga tidak mengoroti laut," ucapnya. 
 
Gerakan tukar sampah dengan beras tidak hanya di Kuta, di daerah lainnya pun berlaku hal yang sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa sampah jika dikelola dengan benar akan menghasilkan nilai ekonomi. Masyarakat berharap, tukar sampah dengan beras dapat berkelanjutan karena selain membuat lingkungan jadi bersih, gerakan tukar sampah dapat mengedukasi warga memilih dan mengolah sampah menjadi bermanfaat.