Turis Bulan Madu di Bali Anjlok | Bali Tribune
Diposting : 6 December 2020 23:27
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune/Pergeseran karakteristik wisatawan lainnya berkaitan dengan asal tamu. Dalam kondisi normal, ia banyak menerima tamu mancanegara dari berbagai tempat.
Balitribune.co.id | Nusa Dua - Pulau Dewata adalah tempat populer bagi para pengantin baru yang ingin menikmati kebersamaan di awal pernikahan mereka dengan berbulan madu, tapi pandemi COVID-19 mengubah karakteristik wisatawan domestik yang ingin melepas penat di Bali. 
 
General Manager Sanctoo Suites & Villas di Gianyar, Subali Adi Putra, mengatakan bahwa sebelum pandemi terjadi, vila-vila biasanya jadi tempat berlibur favorit untuk dua sejoli yang sedang berbulan madu.
 
"Berdasarkan statistik internal, sekarang yang datang lebih banyak keluarga. Dulu banyak "honeymoon-er", sekarang tidak ada yang bulan madu," kata Subali, Jumat (4/12).
 
Vila yang dulunya jadi tempat menarik untuk para pasangan baru kini dianggap sebagai tempat yang lebih aman untuk berlibur karena wisatawan bisa lebih bebas beraktivitas tanpa bertemu orang lain.
 
Posisinya yang terpisah, fasilitas pribadi yang bisa dinikmati membuat wisatawan merasa lebih nyaman melepas penat di vila. Salah satunya adalah tidak perlu berbagi kolam renang dengan wisatawan lain karena vila-vila biasanya sudah dilengkapi dengan kolam renang pribadi.
 
Pergeseran karakteristik wisatawan lainnya berkaitan dengan asal tamu. Dalam kondisi normal, ia banyak menerima tamu mancanegara dari berbagai tempat. Ketika pembatasan wilayah diterapkan, turis mancanegara belum bisa leluasa datang ke pulau Bali sehingga kini pasar didominasi oleh turis domestik.
 
Di luar fasilitas menarik yang ditawarkan, keamanan dan keselamatan di tengah wabah virus corona masih jadi prioritas.
 
"Mereka berharap protokol kesehatan diterapkan," kata Subali mengenai preferensi utama para tamu yang berlibur di tempatnya selama pandemi.
 
Dalam upaya memulihkan perputaran roda ekonomi nasional di sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjalankan kampanye #DiIndonesiaAja untuk meningkatkan kembali kepercayaan turis terhadap pariwisata, dan mengajak para pemangku kepentingan industri pariwisata nasional untuk meningkatkan kebijakan dan kedisiplinan berwisata aman.
 
Kesehatan dan keamanan wisatawan menjadi prioritas utama di mana protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan lingkungan (Clean, Healthy, Safety, Environment/CHSE) di hotel, area fasilitas umum, transportasi serta destinasi wisata harus betul-betul berjalan.
 
Sanctoo Suites & Villas adalah salah satu penginapan yang sudah mendapatkan label tiketCLEAN dari biro perjalanan daring tiket.com.
 
Fitur yang diperkenalkan sejak Juni 2020 ini merupakan jaminan bahwa partner yang bekerjasama dengan tiket.com sudah memenuhi standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan yang dikeluarkan badan resmi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
 
Sanctoo Suites & Villas sudah menerapkan berbagai protokol, beberapa di antaranya adalah pengecekan suhu tubuh kepada para pengunjung, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer di area publik, rutin melakukan disinfeksi, serta mewajibkan para tamu dan staf menggunakan masker.
 
Tempat ini adalah bagian dari sekitar 2000 mitra hotel di Bali dan Nusa Tenggara yang sudah mendapatkan label tiketCLEAN.
 
Biro perjalanan daring ini menggelar program Kembali Ke Bali dan Nusa Tenggara dalam rangka membangkitkan kembali pariwisata domestik di masa adaptasi kebiasaan baru dengan memberikan berbagai diskon untuk pemesanan hotel di area tersebut selama Desember.
 
“Bali dan Nusa Tenggara memiliki daya tarik wisata yang beragam dan komitmen tinggi khususnya dari pemerintah daerah serta dunia industri untuk menerima wisatawan dengan protokol kesehatan yang ketat," ujar Area Manager East Indonesia, tiket.com. Rajasa Oktavio Hadisoemarto.
 
Geliat pariwisata di Bali juga bisa dirasakan di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Kabupaten Badung, yang kembali membuka kunjungan bagi wisatawan, Jumat (4/12). Sekitar 800 orang berkunjung ke sana pada hari itu, namun petugas tetap membatasi agar jumlah orang yang masuk ke dalam pedestal patung GWK hanya 100 orang pada saat bersamaan dari kapasitas maksimal 500 orang.