BALI TRIBUNE - Diksa Pariksa serangkaian Karya Rsi Yadnya Pediksan di Geria Telaga Punia Sari Sidakarya, Denpasar Selatan berlangsung pada Rahina Wrespati Paing Julungwangi, Kamis (17/5). Diksa Pariksa merupakan salah satu tahapan dalam Karya Rsi Yadnya Pediksan dimana dalam tahapan ini diajukan sejumlah pertanyaan oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar dan Pusat kepada calon Diksa terkait komitmen serta kesiapan calon Diksa baik kesiapan mental maupun spiritual.
Kegiatan Diksa Pariksa ini turut disaksikan langsung Plt. Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara. Dirinya mengatakan Karya Rsi Yadnya Pediksan ini merupakan tahapan penyucian seorang calon Diksa. Setelah mengikuti rangkaian upacara Padiksan sehingga lahirlah seorang Dwijatiyang berbeda dengan ketika masih Walaka yaitu perubahan kebiasan , disiplin kehidupan, perubahan nama (Bhiseka) dan perubahan tata berpakaian.
“Nantinya setelah resmi menjadi Sulinggih menyebarkan nilai- nilai kebaikan didalam menjalankan Swadharma. Rangkaian Karya Rsi Yadnya Pediksan ini juga hendaknya dilaksanakan penuh rasa tulus ikhlas melibatkan seluruh unsur masyarakat agar apa yang diharapkan berjalan dengan baik” ujar Jaya Negara.
Ketua Panitia Karya, I.B Kompiang Partama mengatakan sebelum dilaksanakan upacara Diksa Pariksa pada Kamis (17/5) ini telah dilaksanakan kegiatan oleh dua pasang calon Diksa yaitu Ida Bagus Anom Suwetha dan Ida Ayu Raka serta Ida Bagus Sukadana dan Ida Ayu Arini diantaranya memohon doa restu kepada Guru Nabe, Guru Waktra serta Guru Saksi untuk memohon kelancaran.“Selaku Guru Nabe keduanya adalah Ida Pedanda Istri Griya Dawan Klungkung” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan I.B Kompiang Partama, dilaksanakan pula Tirta Yatra ke Pura Kahyangan dan Dang Kahyangan. Pihak PHDI Kota Denpasar dan PHDI Pusat kali ini mengadakan Diksa Pariksa kepada calon Diksa sebagai persiapan agar upacara Padiksan berjalan dengan baik pada tanggal 24 mei mendatang. “Dihari tersebut calon Diksa menjalani rentetan upacara Mejaya jaya, Nyeda Raga hingga akhirnya nanti diresmikan oleh Guru Nabe," ujarnya.
Rangkaian upacara Pediksan Ida Bagus Anom Suwetha dan Ida Ayu Raka dilaksanakan di Griya Telaga Punia Sari, Sidakarya dan upacara Pediksan Ida Bagus Sukadana dan Ida Ayu Arini dilaksanakan di Griya Telaga Umadewi, Rangkan, Ketewel, Gianyar. Setelah di Diksa oleh Guru Nabe, terlahir kembali sebagai seorang Peranda. Setelah sebulan 7 hari dilaksanakan upacara Ngelinggihang Weda yang disaksikan juga oleh Guru Waktra dan Guru Saksi.
"Setelah dilaksanakan Ngelinggihang Weda barulah dibolehkan Sulinggih memulai Nyurya Sewana dan Loka Pala Sraya atau memimpin upacara skala kecil dahulu, dan nantinya setelah Mapulang Lingga barulah diperkenankan memimpin dan memuput upacara keagamaan dengan skala yang lebih besar”kata I.B Kompiang Partama.