KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan menyelenggarakan International Youth Forum (IYF) 2016 bertemakan “Culture for an Inclusive Sustainable Planet” yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 14 Oktober 2016. Forum ini diikuti 160 pemuda dari 39 Negara akan berpartisipasi dalam serangkaian aktivitas termasuk sesi pertukaran budaya, diskusi kebudayaan dan kegiatan interaktif dengan penduduk lokal di desa tradisional Bali.
Hal tersebut disampaikan Hilmar Farid selaku Direktur Jendral Kebudayaan Republik Indonesia pada saat pembukaan IYF, Minggu (9/10), di Wantilan Pura Samuan Tiga, Bedulu, Blahbatuh, Gianyar. Desa Bedulu, Gianyar bersama Desa Penglipuran, Bangli, Desa Tenganan, Karangasem, serta Desa Bongan, Tabanan akan menjadi tempat kegiatan International Youth Forum 2016 ini. Nantinya ke-160 peserta akan disebar ke empat desa tersebut selama 6 hari.
Hilmar Farid, menuturkan kegiatan International Youth Forum merupakan salah satu kesempatan bagi para pemuda untuk berbicara kepada masyarakat luas mengenai persoalan-persoalan dunia khususnya berkaitan dengan kebudayaan. “Melalui kegiatan ini diharapkan para pemuda terlibat langsung dalam masyarakat, salah satunya melalui penguasaan teknologi pada era sekarang yang semakin berkembang pesat,” ujar Hilmar.
Hilmar Farid mengatakan, alasan memilih Bali dan Desa Bedulu, Gianyar khususnya sebagai tempat penyelenggaraan International Youth Forum, dikarenakan merupakan salah satu tempat yang mempunyai sejarah panjang dimana kebudayaannya masih terjaga dan mendapat tempat yang sangat penting dalam suatu organisasi kehidupan yang ada di Bali. “Tentunya ini merupakan media belajar yang sangat tepat bagi kaum pemuda dan dunia. Kita ambil saja tata kehidupan di desa, dimana dari segi kesenian, ritual sampai tata kehidupan sosial yang mampu menjadi media interaksi masyarakat mancanegara,” kata Hilmar Farid.
Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar I Gusti Ngurah Wijana, menyatakan sangat menyambut baik kegiatan IYF 2016 ini. Dia menilai Desa Bedulu, Gianyar sangat tepat dijadikan salah satu tempat atau media dalam IYF. Desa Bedulu yang merupakan daerah bersejarah bagi masyarakat Bali karena merupakan tempat yang menghasilkan Konsensus tentang berdirinya sistem adat dan lahirnya konsep Tri Hita Karana. Selain itu berbagai macam peninggalan purbakala juga banyak ditemukan di Desa Bedulu. “Dari konsep Tri Hita Karana mengajarkan bahwa hidup harus diwujudkan dalam berbagai keharmonisan, antar manusia dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan lingkungan alam. Maka dari itulah Pulau Bali menjadi tentram, dengan terjadi harmoni dan kebersamaan antar sekte-sekte sebelumnya,” jelasnya.
Melalui kegiatan International Youth Forum (IYF) yang diikuti oleh generasi muda dunia ini, pesan keharmonisan bisa digaungkan ke seluruh dunia.